Kenali Tanda-tanda Kecanduan Main Game

Kenali Tanda-tanda Kecanduan Main Game
GameQoo IndiHome TV. Foto dok IndiHome

jpnn.com - Mengisi waktu luang dengan main game memang seru dan menyenangkan. Namun, jika bermain game bukan lagi menjadi pengisi waktu luang semata, melainkan jadi aktivitas utama dan melupakan hal-hal pokok, kebiasaan ini akan menjadi candu yang berdampak buruk. Bahkan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) sudah menetapkan bahwa kecanduan main game merupakan gangguan mental. Lantas, apa lagi fakta di balik fenomena ini?

Dikutip dari Newsweek.com, meski termasuk gangguan mental, WHO menekankan bahwa pada dasarnya, hanya sebagian kecil orang yang mengalami kecanduan game. Sebab, dari 160 juta orang dewasa Amerika yang bermain game online, tidak banyak yang mengalami kecanduan hingga mengubah kesehatan fisik, psikis, dan kemampuan bersosialisasinya.

Hal itu pun dibenarkan oleh dr. Karin Wiradarma dari KlikDokter. Menurutnya, 80 persen pemain game memang dapat bermain dengan aman tanpa dilanda kecanduan.

Kehilangan fokus dan rusaknya mood

Meski begitu, orang yang sering bermain game harus tetap waspada terhadap jumlah waktu yang mereka habiskan untuk bermain. Apalagi bila aktivitas itu sampai mengesampingkan kegiatan pokok sehari-hari lainnya, seperti makan dan minum, tidur, serta membersihkan diri.

Bahkan, dr. Karin juga mengatakan, pikiran dari orang yang kecanduan bermain game akan selalu kembali pada game yang dimainkannya. Orang tersebut bahkan rela berbohong atau melakukan apa saja asalkan ia bisa kembali ke “dunianya”. Kalau sudah demikian, tentu mereka tidak dapat berkonsentrasi dan fokus untuk melakukan pekerjaan atau aktivitas lainnya.

“Mereka yang terjebak dalam dunia game, umumnya juga mengalami perburukan mood, seperti mudah marah, tersinggung, dan depresi ketika akses game-nya terputus atau sengaja diputus demi kebaikan,” kata dr. Karin.

Tanda lain dari kecanduan bermain game

Pikiran dari orang yang kecanduan bermain game akan selalu kembali pada game yang dimainkannya. Orang tersebut bahkan rela berbohong atau melakukan apa saja asalkan ia bisa kembali ke “dunianya”.

Sumber klikdokter

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News