Kepercayaan Luntur, Masyarakat Pilih Mendewakan Medsos
Faktor lain adalah dari sisi pemilik media yang kebanyakan memiliki syahwat politik yang luar biasa.
Tidak jarang, demi memenuhi hasrat politik dan kepentingannya, pemilik media mengarahkan dukungan kepada keuatan politik tertentu.
Selain itu, ada pula persoalan idealisme media. Pertentangan terkait masalah idealisme tidak terhindarkan.
Idealisme yang dimiliki bawahan misalnya, sering tidak berdaya ketika berhadapan dengan pemilik modal.
“Siapa yang ditakuti di industri media, ya sudah pasti pemilik modal," ujarnya.
Heri juga melihat mahalnya biaya politik di media mainstream juga menyebabkan orang beralih ke media sosial.
Dia mencontohkan, biaya iklan di media mainstream yang tidak murah, tentu membuat orang berpikir untuk menggunakannya misalnya untuk promosi politik.
"Cost politik yang tinggi seperti membayar iklan di media mainstream yang mahal, membuat orang akhirnya lari ke media sosial," papar direktur eksekutif lembaga Polcomm Institute itu.
Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta Heri Budianto mengatakan, masyarakat akan kehilangan kepercayaan ketika media mainstream
- Ketua Dewan Pembina Jadi Presiden RI, HKTI Optimistis Petani Jadi Lebih Sejahtera
- Hari Musik Nasional 2024, Fadli Zon Terima 5 Rekor MURI dan Rilis Vinyl Dara Puspita
- TikTok Masih Ada Fitur Transaksi Jualan, Wamendag Ingatkan Aturan Media Sosial
- Real Count KPU DPR RI Dapil Jabar V: Perolehan Suara Adian Napitupulu, Anang, Fadli Zon, Tommy
- Dubes Tiongkok Kunjungi Fadli Zon Library, Ini yang Dibahas
- Fadli Zon Gelar Rapimnas HKTI, Keputusannya Menangkan Prabowo-Gibran di Tiap Provinsi