Kerja Keras Anak-anak Muda Indonesia di Pabrik Daging Australia
Ia mendapat jadwal kerja di malam hari dengan upah yang ia terima saat ini tergolong tinggi, yakni sekitar AU$28, atau lebih dari Rp 280 ribu per jam.
"Saya pernah menabung hampir $3,000 [lebih dari Rp 30 juta] sebulan, saat saya sedang hidup irit-iritnya," ujar Rendy.
Minatnya terhadap industri daging ternak ini membuat Rendy ingin melanjutkan sekolah di bidang pengolahan daging tersebut selepas menyelesaikan program WHV.
Tanpa mau merepotkan orang tuanya, Rendy berharap tabungan dari hasil kerjanya bisa membiayainya sekolahnya nanti.
Photo: Rendy dan supervisornya saat bekerja di pabrik daging Warnambool, Victoria (Foto: Koleksi pribadi)
Rendy mengaku sudah terbiasa hidup mandiri setelah orang tuanya mengirimkan dirinya ke pondok pesantren usai menamatkan bangku sekolah dasar.
"Karenanya saya tidak mau merepotkan orang lain dan untuk soal WHV ini saya mencari sendiri informasi, termasuk dari grup WHV di Facebook."
- Di Balik Gagasan Penerbit Indie yang Semakin Berkembang di Indonesia
- Dunia Hari Ini: 26 Tahun Hilang, Pria Aljazair Ini Ditemukan di Ruang Bawah Tanah Tetangga
- Dunia Hari Ini: PM Slovakia Ditembak Sebagai Upaya Pembunuhan Bermuatan Politik
- Ramai-Ramai Tolak RUU Penyiaran: Makin Dilarang, Makin Berkarya
- Dunia Hari Ini: Aktivis Thailand Meninggal Setelah Mogok Makan di Penjara
- Tanggapan Mahasiswa Asing Soal Rencana Australia Membatasi Jumlah Mereka