Kerja Keras Kementerian Pertanian Berbuah Hasil untuk Ketahanan Pangan Indonesia

Kerja Keras Kementerian Pertanian Berbuah Hasil untuk Ketahanan Pangan Indonesia
Ilustrasi, lahan pertanian. Foto: Humas Kementan

“Upaya-upaya itu tentu dikolaborasikan dengan berbagai unsur, baik dalam konteks intensifikasi, ekstensifikasi, perbaikan teknologi baik teknologi prapanen maupun pascapanen. Termasuk juga program atau kampanye yang terus-menerus adalah perbaikan kelembagaan manajemen produksi,” kata Walneg.

Keberhasilan Indonesia meraih penghargaan IRRI juga dipicu kondisi positif lain. Dari transformasi pola kebiasaan atau budaya masyarakat yang lebih sehat, diversifikasi konsumsi pangan, dan kondisi lain yang mendukung terakumulasinya produksi pangan, khususnya beras.

“Secara konsumsi, Indonesia juga pelan-pelan bisa me-maintain. Sedikit turun, tapi bisa me-maintain di kisaran 29-31 juta ton beras. Namun, pada saat yang sama, secara produksi kita juga bisa secara pelan-pelan meningkat secara kontinu atau konsisten,” katanya.

Kendati demikian, dia mengingatkan pemerintah dan segenap unsur yang ada untuk selalu bersiap diri menghadapi beragam tantangan ke depan.

Seperti perubahan iklim, pengurangan lahan tanam, pertambahan penduduk, kinerja dan kualitas petani, serta kualitas manajemen.

Secara khusus, Walneg mencatat pada 2021 ini luas panen padi berkurang sekitar 245 ribu hektare. Apabila itu dikonversi dengan produksi beras, penurunan luas panen itu setara 0,5 juta hingga 0,6 juta ton.

DPP Himpunan Alumni IPB memberikan tiga solusi untuk menghadapi tantangan pertanian Indonesia ke depan, yaitu kalkulasi serta proyeksi yang presisi terhadap permintaan dan suplai, kolaborasi dan sinergi antar pelaku usaha dan pemangku kebijakan, serta inovasi. 

“Secara keseluruhan dengan hitung-hitungan yang presisi, dengan adanya kolaborasi, dan sinergi yang melibatkan semua pihak, dan mengandalkan inovasi yang terus-menerus tanpa henti, berharap bangsa kita terbebas dari yang namanya impor pangan, khususnya impor beras. Mudah-mudahan impor beras ini tidak akan pernah kita alami lagi,” kata Walneg. (flo/jpnn)

Kementerian Pertanian telah melakukan berbagai macam upaya dan intervensi untuk meningkatkan produksi dan mencapai surplus beras.

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News