Kesenjangan Sekolah Islam Bisa Picu Ekstrimisme

"Misalnya ada kepala sekolah yang membatasi siswa mengakses internet, sekolah terpisah yaitu sekolah yang merekrut guru dari latar belakang yang sama dan terafiliasi pada Islam transnasional, sekolah yang mengajarkan identitas murni dan tunggal yaitu sekolah yang mengajarkan Islam sebagai identitas tunggal dan tidak menerima identitas nasional maupun lokal," kata Agus Mutohar.
Dia mencontohkan dalam wawancara penelitian, kelompok peneliti ini berbicara dengan seorang kepala sekolah yang mendorong murid-murid mereka memberikan suara dalam pemilihan Gubernur Jakarta tahun lalu, dengan calon Ahok dan Anies Baswedan sebagai bagian dari sekolah network.
Ahok ketika itu juga sedang menghadapi kasus penistaan agama berkaitan dengan ucapannya mengenai Islam.
"Kami memberikan ijin kepada mereka untuk memberikan suara dan malah menganjurkan mereka memberi suara karena ini merupakan pemilihan antara Islam dan non Islam, antara kemenangan Islam atau kehancuran Islam di Jakarta," demikian kutipan dari salah seorang kepala sekolah.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan