Ketabahan Para Penderita Penyakit Langka (1)

Sebulan Enam Kali Bedah Kepala, Anggap Dapat Pinjaman Umur

Ketabahan Para Penderita Penyakit Langka (1)
Ketabahan Para Penderita Penyakit Langka (1)

Sejak didiagnosis menderita lupus pada sembilan tahun lalu, hingga kini Dian telah 18 kali masuk ruang operasi. Mulai operasi kepala hingga pengangkatan rahim. ’’Sangat melelahkan. Saya hampir putus asa,’’ ungkap mantan PR (public relation) manager Bank Bali itu. Dia juga harus merelakan mundur dari pekerjaannya yang terbilang sudah sangat mapan.

Di kalangan wartawan ekonomi dan perbankan, sosok Dian juga sudah lumayan familier. Jabatan sebagai PR manager Bank Bali saat itu membuat dirinya cukup intens berkomunikasi dengan para jurnalis. Apalagi di tengah hantaman krisis perbankan medio 1998–1999.

Bahkan, hingga kini pun, Dian yang menikah dengan Eko pada 1990 itu masih hafal kepada sejumlah nama wartawan koran ini yang bertugas di desk ekonomi-perbankan menjelang akhir dekade 1990-an. ’’Saya sibuk-sibuknya saat itu, bikin press release, menyiapkan jumpa pers, hingga membantah kabar yang tak benar,’’ kata Dian yang berkarir di industri perbankan sejak 1990, tepat setahun setelah dirinya menjadi sarjana farmasi di ITB, tersebut.

Hingga, akhirnya cobaan itu datang. Perempuan yang energik dan aktif tersebut benar-benar tak menyangka harus bergelut dengan penyakit autoimun yang konon mengharuskan dirinya untuk selalu bergantung pada obat seumur hidup. Padahal, 34 tahun perjalanan hidupnya, Dian tak pernah mendapatkan sakit serius.

Di kalangan aktivis pemberdaya penderita lupus atau Systemic Lupus Erythematosus (SLE), nama Dian Syarief sudah tidak asing. Dian yang menderita

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News