Ketahuilah, Lompat Batu Ada Ritualnya

Ternyata tidak ada yang instan. Mereka harus berlatih sejak kecil. Caranya, dengan melompati tali karet yang dipegangi dua orang. Secara bertahap, tinggi tali karet ditingkatkan seiring kemampuan si anak.
Mirip dengan permainan lompat tali ala anak-anak perempuan. Bedanya, lompat tali ala anak perempuan dilakukan dengan mengaitkan kaki kanan ke tali karet, menariknya ke bawah, lantas menarik kaki kiri melewatinya. Itupun dilakukan di atas tanah berpasir, atau tanah berumput tebal.
Sedangkan di Orahili Fau, tali karet itu harus dilompati tanpa sedikit pun menyentuhnya. Dan semuanya dilakukan di atas bebatuan keras. Uhh....
Mengapa pemuda Nias harus mampu lompat batu?
Konon dulu, jelas Kepala Suku Orahili Fau, Miliar Fau, desa-desa di Nias sering berperang satu sama lain. Misalnya, karena persoalan tapal batas desa, karena pembunuhan, penculikan, dan sebagainya.
Untuk menghindari serangan, banyak desa yang memasang pagar batu yang tinggi sebagai pertahanan, plus ’pagar gaib’. Nah, untuk melompati pagar inilah, para pemuda dilatih lompat batu.
Tinggi batu dibuat setara tinggi pagar desa lawan. Dan untuk melompati ’pagar gaib’ desa lawan, di bawah hombo batu ada tumbal kepala manusia.
Jumlahnya bisa beberapa kepala. Keberadaan tumbal ini sebagai ujian bagi para pemuda untuk melihat apakah mereka mampu melompati ’pagar gaib’.
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu