Ketegangan di Garasi Ducati saat MotoGP Malaysia Terungkap

Tardozzi menjelaskan Ducati bukannya tidak memercayai pembalapnya, tetapi mereka hanya pengin memastikan rider selamat hingga garis finis.
“Ketika Enea menyalip Pecco, dia lebih lambat. Mereka mengerti bahwa ketika tinggal di belakang, lebih mudah mengikuti. Saat Anda di depan, akan bisa melaju dengan waktu yang sama, tetapi dia tidak. Kami gugup," katanya.
Ducati punya kenangan buruk saat dua pembalapnya sedang memimpin balapan, kemudian podium di depan mata hilang begitu saja.
Itu terjadi pada MotoGP Argentina 2016. Andrea Dovizioso dan Andrea Iannone yang punya peluang finis satu dan dua, mendapat insiden. Iannone terjatuh seusai memberikan tekanan kepada Dovi.
Motor Iannone menimpa Dovi yang akhirnya ikut terjatuh.
“Kami gugup karena kami berpeluang mendapatkan yang terbaik, dan kami tidak menginginkan (MotoGP Argentina 2016) terjadi lagi," ujar Tardozzi.
“Ducati tidak memberi perintah (team order). Mereka tahu apa yang harus dilakukan," imbuhnya.
Tardozzi menjelaskan, Ducati sangat berharap Pecco menang (25 poin) di Malaysia.
Bastianini tak mau mengalah kepada Pecco di MotoGP Malaysia, bos-bos Ducati di garasi pun resah.
- 2 Pembalap Muda Indonesia Siap Taklukan JuniorGP Portugal
- Tes MotoGP Spanyol: Marquez Pertama, tetapi Yamaha Jadi Perhatian Utama
- Klasemen MotoGP 2025 dan Jadwal Balapan di Prancis
- MotoGP 2025: Perasaan Marc Marquez Melihat Posisinya Direbut Alex Marquez
- MotoGP Spanyol 2025: Hari Bersejarah Bagi 2 Pembalap
- Klasemen MotoGP 2025 & Komentar Marc Marquez soal Quartararo