Keterlaluan, Rohaniwan Ini Malah Lecehkan Pasien yang Lagi Sakit, Lihat Tuh Mukanya
Tryanda menjelaskan memang RSI Ibnu Sina memberlakukan pelayanan pemisahan gender, sehingga pasien laki-laki hanya dilayani oleh tenaga medis pria, begitupun wanita.
Namun, tak disangka hal tersebut masih menjadi celah terduga pelaku melakukan praktik LGBT.
Tryanda meyakini bahwa RSI Ibnu Sina Pekanbaru menentang keras kasus pelecehan seksual apalagi LGBT.
Selama 43 tahun berdiri, salah satu rumah sakit swasta di Pekanbaru ini berjalan dengan berlandaskan nilai-nilai syariat Islam, baik nilai aturan hingga prosedur pelayanan.
"Pelayanan pemisahan gender sebenarnya untuk mencegah kejadian pelecehan seksual. Namun, hal yang terjadi ini merupakan sesuatu yang di luar nalar dan di luar norma, yaitu dilakukan pada sesama jenis," lanjutnya.
Tryanda menilai kejadian ini menunjukkan LGBT merupakan suatu permasalahan besar, bahkan telah menyusup ke institusi kesehatan. Bahkan bisa saja mengancam Bangsa Indonesia.
Permasalahan ini telah menjadi PR baru bagi RSI Ibnu Sina Pekanbaru agar kasus-kasus serupa tidak akan terjadi lagi.
Terkait proses hukum, pihak RSI Ibnu Sina sudah berkoordinasi dan bekerja sama dengan Polresta Pekanbaru dalam kelancaran penyelidikan.
Pelaku melakukan perbuatannya setelah memberikan bimbingan kerohanian di kamar korban yang sedang sakit.
- GIGI Hingga Virgoun Siap Meriahkan Gebyar Gernas BBI BBWI 2024 di Riau
- Ada Mayjen TNI Gadungan Mendatangi Kodam Bukit Barisan, Ini yang Terjadi
- 2 Penjambret yang Kerap Beraksi di Pekanbaru Ini Sudah Ditangkap
- Oknum Dosen di Gorontalo Dilaporkan terkait Penganiayaan dan Pelecehan Seksual
- Pamit Donor Darah, Gugun Ditemukan Tewas Tiga Hari Kemudian
- Polda Sumsel segera Memanggil Oknum Dokter Tersangka Kasus Pelecehan terhadap Istri Pasien