Ketua MPR Kecam TV One

Ketua MPR Kecam TV One
Ketua MPR Kecam TV One

jpnn.com - JAKARTA - Ketua MPR RI Sidarto Danusubroto menegaskan, pemberitaan TV One yang menyebut PDIP mengusung kader PKI merupakan pembohongan publik.

Dikatakan, hal ini mencederai demokrasi dan tidak memberikan pendidikan politik yang sehat kepada masyarakat.

"Pemberitaan Tv One bahwa Jokowi adalah komunis merupakan serangan yang sangat brutal. Sebagai media penyiaran yang bekerja untuk kepentingan publik, Tv One bukan hanya tidak mampu menjaga independensinya melainkan sekaligus mencederai jurnalisme yang sehat dan beradab," kata Sidharto dalam keterangan persnya kepada wartawan di gedung DPR RI, Senayan Jakarta, Kamis (3/7).

Menurut politisi senior PDIP itu, para jurnalis Tv One pastilah tahu dan paham betul bahwa komunis di banyak negara secara substansial telah berubah. Komunisme lebih merupakan bungkus semata.

Tiongkok yang negara komunis pun telah bergeser menerapkan sistem pasar bebas dalam kebijakan ekonominya. Di Eropa Timur komunisme tidak dapat tempat dalam sistem politik.

"Jauh sebelum Proklamasi 17 Agustus 1945, Indonesia sebagai sebuah bangsa, telah tumbuh dengan budaya demokratis, yang menghargai kebebasan dan keberagaman dan sangat menjunjung tinggi nilai ketuhanan yang terkandung dalam pendangan hidup dan menjadi ideologi negara, yaitu Pancasila," ujar politisi PDIP itu.

Terkait dengan isu komunis yang dipaksakan tersebut, menurut Sidarto, Tv One dengan sengaja menyembunyikan berita mengenai Golkar dan Demokrat yang notabene pernah melakukan pertemuan dengan partai komunis Tiongkok juga. "Tapi, justru membuat framing berita yang agresif menyerang Jokowi sebagai komunis," ungkapnya.

Sidarto menegaskan bahwa Jokowi adalah muslim yang taat beribadah dan pemimpin yang berkepribadian Indonesia yang telah berkali-kali diperlihatkannya, baik sebagai walikota Surakarta maupun Gubernur DKI Jakarta.

JAKARTA - Ketua MPR RI Sidarto Danusubroto menegaskan, pemberitaan TV One yang menyebut PDIP mengusung kader PKI merupakan pembohongan publik. Dikatakan,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News