Kewalahan, Pemerintah Ekuador Simpan Jenazah Korban Virus Corona di Kulkas Raksasa

Kewalahan, Pemerintah Ekuador Simpan Jenazah Korban Virus Corona di Kulkas Raksasa
Kantong mayat berisi jenazah warga korban virus corona di dalam truk yang difungsikan sebagai kamar mayat darurat di New York, AS. Foto: Twitter

jpnn.com, QUITO - Pemerintah Ekuador mulai kehabisan tempat untuk menampung jenazah korban virus corona seiring makin parahnya situasi di Kota Guayaquil yang jadi episentrum wabah. Karena itu, pemerintah setempat kini  menyiapkan beberapa lemari pendingin berukuran raksasa untuk menyimpan jenazah sebelum dimakamkan.

Ekuador melaporkan 318 pasien meninggal dunia akibat COVID-19. Jumlah itu jadi angka kematian tertinggi di wilayah Amerika Selatan.

Namun, Presiden Lenin Moreno pada pekan ini mengatakan jumlah pasien kemungkinan lebih tinggi karena pemerintah mengangkuti sedikitnya 100 jasad per hari.

Banyak dari jasad itu diangkut dari rumah-rumah karena aturan karantina melarang warga mengubur jenazah kerabat mereka.

Wali Kota Guayaquil Cynthia Viteri mengatakan, pemerintah pusat menyiapkan tiga kontainer berpendingin sepanjang 12 meter (40 kaki) di rumah sakit milik pemerintah untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Sejauh ini, sekitar 150 korban COVID-19 telah dikubur di suatu kompleks pemakaman milik pribadi di kota pelabuhan itu.

Di rumah sakit Teodoro Maldonado Carbo, Guayaquil, Sabtu (4/4), sejumlah tenaga medis mengenakan alat pelindung diri untuk mengeluarkan jasad yang terbungkus plastik dari ruang penyimpan. Mereka menggunakan papan kayu untuk memindahkan jenazah itu ke kontainer pendingin.

"(Korban) pandemi ini melampaui kapasitas layanan rumah sakit," kata pihak rumah sakit dalam pernyataan tertulis, Jumat (3/4).

Pemerintah Ekuador mulai kehabisan tempat untuk menampung jenazah korban virus corona seiring makin parahnya situasi di Kota Guayaquil yang jadi episentrum wabah

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News