Kilang Cilacap Paling Modern di Asia Tenggara

’’Dengan begitu, produksi gasolin kilang akan bertambah 80.000 barel per hari. Produksi solar meningkat 60.000 barel per hari. Avtur bertambah 40.000 barel per hari,’’ ujar Dwi.
Selain meningkatkan ketahanan energi nasional, kilang tersebut diharapkan membangkitkan industri dalam negeri seiring adanya produksi petrokimia.
Biaya investasi yang digelontorkan untuk proyek itu mencapai USD 5 miliar atau sekitar Rp 65 triliun.
Untuk porsi kepemilikan saham, Pertamina memegang 55 persen.
Dwi menuturkan, pembangunan kilang tersebut diperkirakan selesai pada 2021.
Artinya, penyelesaian lebih cepat dari rencana awal, yakni 2022.
’’Kapasitas saat ini 348 ribu bph jadi 400 ribu bph dari feed stock ke peningkatan bisa dijelaskan akan punya kompleksitas tertinggi,’’ ungkap Direktur Mega Proyek Pengelolaan dan Petrokimia Pertamina Rachmad Hardadi.
Setelah proyek tersebut siap, konversi yield product akan naik dari 70 menjadi 90 persen pada 2021.
JAKARTA – PT Pertamina (Persero) berusaha mempercepat realisasi pembangunan proyek refinery development master plan (RDMP) atau pengembangan
- Pertamina Rayakan Puncak Hari Buruh Internasional 2025, Menaker Yassierli Beri Apresiasi
- Pertamina Patra Niaga Pastikan Stok Avtur Penerbangan Haji 2025 Aman
- Program DEB Pertamina Dorong Produksi Pangan Desa
- Ini Kontribusi Pertamina untuk Sektor Pendidikan Menuju Indonesia Emas 2045
- PHE Catatkan Kinerja Positif, Produksi Migas Capai 1,04 Juta Barel Setara Minyak per Hari
- Harga BBM Pertamina Turun, Cek Daftar Lengkapnya!