Kinerja SBY di Bidang Keamanan Mengecewakan
Hasil Survei LSI Tentang Rasa Aman Publik
Minggu, 16 September 2012 – 21:01 WIB
JAKARTA - Publik tidak yakin bahwa terorisme yang merupakan masalah paling meresahkan bisa diselesaikan secara tuntas. Demikian salah satu dari tiga alasan turunnya rasa aman publik Indonesia sesuai hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang dirilis, Minggu (16/9). Lebih lanjut dipaparkan, 84,95 persen responden meyakini polisi kecolongan. Sedangkan 46,82 persen responden menganggap intelijen tidak bekerja dengan baik.
Peneliti LSI, Hanggoro, mengungkapkan bahwa hanya 29,36 persen publik percaya kasus terorisme bisa hilang. Sedangkan mayoritas publik Indonesia atau 66,86 persen tidak percaya kasus terorisme bisa hilang. "Publik merasa terorisme akan berulang di masa yang akan datang. 86,64 publik khawatir kasus terorisme akan muncul di masa depan," jelasnya.
Dijelaskan Hanggoro, faktor kedua yang membuat publik kurang puas justru kinerja lembaga-lembaga yang bertugas menyelesaikan kasus terorisme dan pelanggaran hukum yang terjadi seperti kepolisian, intelijen bahkan Kementerian Agama. Menurutnya, 50,65 persen responden tidak puas dan hanya 44,48 persen yang puas dengan kinerja kepolisian. "Bahkan dalam kasus Bom Tambora dan Depok baru-baru ini, publik memonis kepolisian kecolongan sehingga terjadi dua kasus itu," papar Hanggoro.
Baca Juga:
JAKARTA - Publik tidak yakin bahwa terorisme yang merupakan masalah paling meresahkan bisa diselesaikan secara tuntas. Demikian salah satu
BERITA TERKAIT
- Stasiun Kedundang Dibongkar, Pakar Nilai PT KAI Bisa Dijerat Pidana
- Bareskrim Bekuk 3 WNA yang Miliki Laboratorium Narkoba di Bali
- BMKG Prakirakan Wilayah Sumut Diguyur Hujan Selasa Sore dan Malam
- Komunitas Jabar & Indonesia Unggul Minta Kepala Daerah dan DPRD Terpilih Perhatikan Pembangunan Daerah
- Kemenag Targetkan 2026 Seluruh Tanah Wakaf Bersertifikat
- Sekjen AMAN: Political Will Pemerintah Terhadap Hukum Adat Sangat Rendah