Kisah 16 WNI Kru Kapal Sparta yang 13 Hari Terjebak di Antartika

Terdampar setelah Kapal Menabrak Gunung Es

Kisah 16 WNI Kru Kapal Sparta yang 13 Hari Terjebak di Antartika
Kisah 16 WNI Kru Kapal Sparta yang 13 Hari Terjebak di Antartika
 

Menurut Siti, suaminya mulai melaut pada 28 Oktober lalu. Saat itu Jaenal mendarat di Uruguay. Di negeri Amerika Selatan itu, Jaenal tiga kali menelepon Siti. Setelah itu, tidak ada lagi kontak Siti dengan suaminya.

 

Siti baru mendapat kabar soal insiden yang menimpa kapal tempat suaminya bekerja pada 26 Desember. Informasi itu diterima dari Ahmad Taufik yang memang memiliki banyak relasi dengan kru kapal Sparta. Dua hari kemudian, tepatnya pada 28 Desember, Siti mendoakan keselamatan suaminya lewat acara tahlilan di rumah orang tua Jaenal. "Saya titip doa," tutur Siti.

 

Selama melaut, Jaenal belum sekali pun mengirimkan uang untuk Siti. Beruntung, Siti bisa mencukupi kebutuhan keluarganya dari hasil bekerja di perusahaan pengemasan popok.

 

Selain Kuspendi, Sarip, dan Jaenal, ABK kapal Sparta dari Indonesia adalah Edi bin Sadikin asal Indramayu, Nur Aminudin Khasani (Pemalang), Yusup (Indramayu), Kusrodin (Indramayu), dan Maskud (Indramayu). Selanjutnya, ada Abdul Halim (Indramayu), Tarmin bin Usup (Cirebon), Akrom bin Sanusi (Indramayu), Iman (Indramayu), Sayidi (Indramayu), Bandih (Indramayu), Suprapto (Indramayu), dan Anwar (Indramayu). (*/c4/ca)

Nun jauh di Antartika, kapal Sparta tertahan di tengah lautan es selama 13 hari. Di kapal milik Rusia itu terdapat 16 anak buah kapal (ABK) asal

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News