Kisah 16 WNI Kru Kapal Sparta yang 13 Hari Terjebak di Antartika
Terdampar setelah Kapal Menabrak Gunung Es
Kamis, 12 Januari 2012 – 00:12 WIB
Menurut Siti, suaminya mulai melaut pada 28 Oktober lalu. Saat itu Jaenal mendarat di Uruguay. Di negeri Amerika Selatan itu, Jaenal tiga kali menelepon Siti. Setelah itu, tidak ada lagi kontak Siti dengan suaminya.
Siti baru mendapat kabar soal insiden yang menimpa kapal tempat suaminya bekerja pada 26 Desember. Informasi itu diterima dari Ahmad Taufik yang memang memiliki banyak relasi dengan kru kapal Sparta. Dua hari kemudian, tepatnya pada 28 Desember, Siti mendoakan keselamatan suaminya lewat acara tahlilan di rumah orang tua Jaenal. "Saya titip doa," tutur Siti.
Selama melaut, Jaenal belum sekali pun mengirimkan uang untuk Siti. Beruntung, Siti bisa mencukupi kebutuhan keluarganya dari hasil bekerja di perusahaan pengemasan popok.
Selain Kuspendi, Sarip, dan Jaenal, ABK kapal Sparta dari Indonesia adalah Edi bin Sadikin asal Indramayu, Nur Aminudin Khasani (Pemalang), Yusup (Indramayu), Kusrodin (Indramayu), dan Maskud (Indramayu). Selanjutnya, ada Abdul Halim (Indramayu), Tarmin bin Usup (Cirebon), Akrom bin Sanusi (Indramayu), Iman (Indramayu), Sayidi (Indramayu), Bandih (Indramayu), Suprapto (Indramayu), dan Anwar (Indramayu). (*/c4/ca)
Nun jauh di Antartika, kapal Sparta tertahan di tengah lautan es selama 13 hari. Di kapal milik Rusia itu terdapat 16 anak buah kapal (ABK) asal
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor