Kisah Ibu Tunanetra Tiga Kali Naik Haji: Ada Perasaan Nikmat

Kisah Ibu Tunanetra Tiga Kali Naik Haji: Ada Perasaan Nikmat
Ibu Musdalifah di asrama haji Sudiang, Makassar, Senin, 8 Agustus. Foto: Nurhadi/Fajar/JPNN.com

jpnn.com - SENIN pagi, 8 Agustus, Asrama Haji Sudiang, Makassar, Sulsel, mulai ramai dengan kehadiran calon jemaah haji (CJH). Seorang perempuan paruh baya baru saja masuk ke aula penerimaan jemaah. 

MUHAMMAD NURSAM - Sudiang

Mengenakan hijab yang cukup panjang. Kacamata bening bertengger di antara kening dan hidungnya.    Sebuah tongkat dipegangnya untuk berjalan. Melihat itu, tiga orang Polwan lantas mendekati dan membantunya berjalan masuk. 

Mereka lantas disusul oleh tiga orang jemaah lainnya yang ternyata adalah keluarga perempuan paruh baya tadi.

Musdalifah (66), nama perempuan itu. Matanya ternyata tidak lagi berfungsi alias mengalami kebutaan. Matanya bermasalah sejak usia 49 tahun. Tepatnya sejak 1999 silam. "Tahun 1999 mata saya bermasalah karena penyakit glaukoma," katanya.

Ke Tanah Suci, dia bersama suaminya, Asri Asten. Juga dua anaknya, Asmulianto dan Asmuliani. Tiga anaknya yang lain masih di Makassar. Tahun ini sudah ketiga kalinya Musdalifah naik haji. 

"Pertama naik haji tahun 1993. Saat itu mata saya masih normal," kisahnya.

Naik haji yang kedua pada 2001 silam. Saat itu dia sudah tidak lagi melihat dunia ini dengan mata yang normal. Musdalifah merupakan pensiunan penitipan anak di bawah naungan Dinas Sosial Pemprov Sulsel. Pensiun pada 2006.

SENIN pagi, 8 Agustus, Asrama Haji Sudiang, Makassar, Sulsel, mulai ramai dengan kehadiran calon jemaah haji (CJH). Seorang perempuan paruh baya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News