Kisah Memilukan Pengguna Tinder: Diperkosa Tiga Kali di Suatu Pagi

"Saya menerima jawaban otomatis, 'Terima kasih telah mengirimkan laporan'."
"Tak ada lagi jawaban selanjutnya."
"Rasanya buang-buang waktu saja. Rasanya, untuk apa repot-repot, toh tak akan tak akan membuahkan hasil," tutur Emily.
Pengalaman seperti yang dialami Emily ini banyak disampaikan ke program Hack's ABC.
Dari investigasi yang dilakukan, diketahui bahwa Tinder tak menindaklanjuti laporan para korban yang mengalami pelecehan.
Rosalie Gillett dari Queensland University of Technology yang meneliti tentang keamanan Tinder mengatakan tidak adanya tindaklanjut merupakan masalah utama bagi aplikasi ini.
"Seakan-akan laporan para wanita ini hanya mengada-ada, laporannya tak ukup serius untuk disampaikan," jelasnya.
"Ini sangat berbahaya, karena mengesankan bahwa serangan dan pelecehan seksual itu tak apa-apa, dan mereka yang terlibat tidak perlu mengubah apa pun di platform itu."
Laporan investigasi program ABC, Four Corners dan triple j Hack, mengungkap bagaimana Tinder menjadikan para predator seksual semakin berkembang
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Polisi Temukan Fakta Mencengangkan saat Geledah Rumah Predator Seksual di Jepara
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Geledah Rumah Predator Seksual di Jepara, Polda Jateng Sita Baju hingga Alat Kontrasepsi
- Ini Tampang Predator Seksual di Jepara, 31 Anak Jadi Korban