Kisah Memilukan Pengguna Tinder: Diperkosa Tiga Kali di Suatu Pagi

"Benar-benar menyakitkan karena tidak ada bukti bahwa kami pernah berkomunikasi."
Konsultan industri kencan dari AS Steve Dean mengatakan fitur "tidak cocok" itu sengaja dibuat agar pengguna Tinder bisa menghapus akun yang mereka anggap tidak aman. Namun predator seksual justru memanfaatkan fungsi tersebut.
"Seharusnya jangan ada kemungkinan, seseorang dapat melarikan diri begitu saja dari perilaku buruknya dengan cara memblokir korban yang mereka lecehkan," katanya.
Tinder menghasilkan pendapatan miliaran dolar
Meskipun Tinder telah membiarkan pelanggar seksual menghindari dari tanggung jawab, namun penghasilan aplikasi ini terus meningkat.
Mereka mendapatkan uang dengan menggiring pengguna ke fitur tambahan yang berbayar, agar akun mereka tampil teratas di suatu area, atau agar bisa melihat siapa saja yang 'menyukai' profil mereka.
"Jika mereka menghasilkan uang dari iklan dan pengguna akun premium berbayar, setidaknya ada transparansi tentang apa yang terjadi ketika kita melaporkan seseorang," kata Brooke.
Steve Dean menjelaskan, aplikasi Tinder didesain agar penggunanya ketagihan, sehingga mereka mau membayar lebih.
Pengguna, katanya, digiring terus sampai tak bisa lagi lanjut ke tahap berikutnya kecuali dengan membayar.
Laporan investigasi program ABC, Four Corners dan triple j Hack, mengungkap bagaimana Tinder menjadikan para predator seksual semakin berkembang
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Polisi Temukan Fakta Mencengangkan saat Geledah Rumah Predator Seksual di Jepara
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Geledah Rumah Predator Seksual di Jepara, Polda Jateng Sita Baju hingga Alat Kontrasepsi
- Ini Tampang Predator Seksual di Jepara, 31 Anak Jadi Korban