Kisah Menegangkan Evakuasi WNI di Yaman, tak berani Jawab SMS Istri

Kisah Menegangkan Evakuasi WNI di Yaman, tak berani Jawab SMS Istri
Susapto (mengangkat barang) ikut mengemasi barang WNI yang akan dipulangkan ke Indonesia. (Susapto For Jawa Pos)

Saat memimpin tim Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) ke Yaman, Sapto bagaikan memasuki wilayah tanpa hukum. Terutama di Sanaa yang merupakan salah satu wilayah konflik paling mencekam. Selain kondisi geografis ibu kota Yaman itu yang dikelilingi pegunungan, wilayah tersebut sudah dikuasai kaum pemberontak Houthi.

’’Bisa dibayangkan bagaimana kita tidak tegang berada di wilayah tanpa hukum. Salah sedikit, nyawa bisa melayang,’’ tuturnya.

’’Berbeda dengan Damaskus (Syria) yang ketika konflik masih dikuasai pemerintah sehingga jalur evakuasi, logistik, dan jaminan keamanan masih ada,’’ imbuhnya.

Sapto ditunjuk langsung oleh Direktur PWNI-BHI Lalu Muhammad Iqbal untuk menjadi ketua tim evakuasi Yaman. Ketika itu, Sapto yang sedang dalam perjalanan mengunjungi orang tua di Jogjakarta mendadak diminta kembali ke Jakarta untuk menyiapkan segala sesuatunya sebelum berangkat ke negara Timur Tengah tersebut. ’’Saya hanya bisa ketemu orang tua 10 menit di Jogja dan langsung pamit balik,’’ terangnya.

Sesampai di Jakarta, Sapto langsung mengumpulkan lima anggota tim dari Kemenlu. Yakni, dua ahli bahasa Arab Rahmat Hindiarta Kusuma dan Ainur Rifqie Madanie, serta tiga ahli logistik, administrasi, dan evakuasi, yakni Rendy Ramanda, Prabawa, dan Minggu. Selain itu, mereka didukung empat personel Polri dan dua anggota TNI-AU.

Setelah merampungkan berbagai persiapan, tim terbang ke Yaman Barat pada 6 April. Mereka transit di Kota Tuwal yang berbatasan dengan Yaman sebelum ke Kota Sanaa. Apes, saat melewati perbatasan, bus yang mereka tumpangi dihentikan petugas imigrasi yang dipimpin seorang tentara pemberontak Houthi.

Dengan membawa AK-47, anggota Houthi itu memerintah petugas imigrasi Yaman untuk memeriksa dengan ketat bus tim evakuasi dari Indonesia tersebut.

Tak pelak, sejumlah barang untuk kebutuhan evakuasi disita petugas. Di antaranya, 12 rompi antipeluru dan obat-obatan yang dibawa dari tanah air.

TIDAK sedikit jumlah WNI yang harus dikeluarkan dari wilayah konflik di Yaman. Jumlahnya mencapai ribuan orang. Ketegangan mewarnai proses evakuasi,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News