Kisah Para Perempuan Indonesia di Pertambangan Australia

Pekerjaannya saat berada di lapangan adalah mengecek kualitas peralatan dan perlengkapan untuk keperluan menambang.
Sebelum di posisinya saat ini, ia pernah juga bekerja sebagai 'Project Planner' dan 'Project Manager' di perusahaan pertambangan serta perusahaan konstruksi.
Dari pengalamannya, ia merasa industri pertambangan di Australia adalah "sangat maskulin, kasar, dan penuh dengan kata-kata kasar".
Karenanya, Marlyn mengatakan kepada ABC Indonesia pentingnya memahami budaya kerja di pertambangan Australia, untuk kemudian beradaptasi dengan cepat.
"Belakangan saya menyadari meski teman-teman kerja pria terlihat kasar atau banyak menggunakan kata-kata kasar, tapi dalam hatinya mereka sangat baik dan peduli dengan rekan kerja perempuannya," ujar Marlyn.
"Saya hanya perlu memahami budaya kerja mereka, kemudian tidak memposisikan diri saya bukan sebagai seorang puteri, tapi pejuang."
Memiliki kepercayaan diri adalah salah satu kunci untuk bisa bertahan di industri yang didominasi para pria, seperti pertambangan, tambahnya.

Sejumlah perempuan asal Indonesia diri telah membuktikan jika mereka tidak hanya mampu bekerja di Australia, yang memiliki budaya yang berbeda jauh dengan di Indonesia
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Nutriflakes Ajak Perempuan Aktif Bergerak dan Bebas GERD
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Gubernur Sulteng Data Perusahaan Tambang Perusak Lingkungan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya