Kisah Penjual Tahu yang Mati dengan Cara Haram, 'Disikat' Benda Sangat Besar

Kisah Penjual Tahu yang Mati dengan Cara Haram, 'Disikat' Benda Sangat Besar
Ilustrasi

jpnn.com - TINDAKAN Sukarno, 60, warga Desa Purwodadi, Purwoasri, Kabupaten Kediri, benar-benar nekat. Pria yang bekerja sebagai penjual tahu tersebut mengakhiri hidupnya dengan menabrakkan diri pada kereta api (KA) Malabar jurusan Bandung-Malang yang melintasi rel di desanya kemarin pagi (22/7).

Sukarno diduga mengakhiri hidup karena bingung dan depresi memikirkan biaya pengobatan dirinya pascaoperasi akibat kecelakaan lalu lintas enam bulan lalu. Jenazahnya ditemukan warga sekitar pukul 06.00 kemarin.

Berdasar informasi di lapangan, awalnya petugas Stasiun Purwoasri mendapat telepon dari masinis KA Malabar yang menginformasikan bahwa keretanya baru saja menabrak orang di Desa Purwodadi. Mendapat laporan itu, petugas stasiun pun langsung mengecek ke lokasi. 

Ternyata benar, sesosok mayat ditemukan tergeletak di timur rel. Petugas stasiun segera menghubungi Polsek Purwoasri. 

''Kejadiannya berlangsung sekitar pukul 05.45. Dibantu sejumlah warga, jasad korban langsung kami evakuasi,'' ujar Kasihumas Polsek Purwoasri Aiptu Sujatmiko.

Dari keterangan petugas Stasiun Purwoasri, masinis KA Malabar menceritakan bahwa pagi itu kereta melaju dari arah utara (Kertosono) ke selatan (Kediri). Saat melintas di rel KA Desa Purwodadi, masinis melihat bahwa ada seorang pria (Sukarno, Red) yang berdiri di tengah rel. 

Posisinya berdiri menghadap ke lokomotif KA dengan merentangkan tangan seperti hendak bunuh diri. 

Ketika masinis membunyikan klakson, korban tetap tidak bergerak. Padahal, KA melaju kencang dan tak bisa terhenti dari jalurnya. Tabrakan pun tidak terhindarkan. Sukarno langsung tewas secara mengenaskan di TKP. (c4/ndr/c22/dwi) 

TINDAKAN Sukarno, 60, warga Desa Purwodadi, Purwoasri, Kabupaten Kediri, benar-benar nekat. Pria yang bekerja sebagai penjual tahu tersebut mengakhiri

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News