Kisah Perias Artis Cut Tari asal Ternate

Kisah Perias Artis Cut Tari asal Ternate
Cut Tari. FOTO: DOK.JPNN.com

“Di Mustika Ratu sampai 2006, lalu saya balik ke Ternate dengan tujuan awalnya adalah cuti liburan. Namun begitu sampai di Ternate dan melihat kondisi orang tua yang semakin tua, saya akhirnya memutuskan untuk tidak lagi kembali ke Jakarta,” katanya.

Di Ternate, Helmi awalnya mengelola salon milik orang lain, yakni Celine Salon. Namun dengan pengalaman dan jam terbang yang dimilikinya, dia merasa sudah waktunya membuka usaha sendiri, meskipun kecil-kecilan. Maka pada 2007 hadirlah Helmi Salon yang awalnya terletak di Kelurahan Ubo-Ubo, Kota Ternate Selatan.

Salon ini sempat berpindah-pindah tempat sebelum akhirnya menetap di Tanah Tinggi tiga tahun terakhir. ”Dulu Cuma salon standar. Belum ada penyewaan baju pengantin, dekorasi, catering, dan lain-lain, seperti sekarang ini,” ujar pria yang mengidolai make-up artist Willy Wahyudi itu.

Kerja keras Helmi selama hampir 20 tahun bergelut di dunia salon berbuah manis. Saat ini, untuk menggunakan jasa rias Helmi, setidaknya sebulan sebelumnya para calon pengantin sudah harus melakukan pemesanan. Untuk klien di luar kota, dua hingga tiga bulan sebelumnya sudah harus mem-booking jadwal sang make-up artist agar tidak bertabrakan dengan jadwal merias di tempat lain. Terkadang dalam sehari dia harus merias di beberapa tempat sekaligus. Selain daerah di Maluku Utara seperti Jailolo, Tidore, Sanana, Morotai, dan Bacan, Helmi juga masih harus menangani klien dari kota lain seperti Jakarta dan Manado. Pejabat hingga anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka merupakan contoh klien tetapnya.

“Alhamdulillah banyak yang merasa cocok. Mungkin karena pengalaman, juga layanan yang kita berikan sehingga langganan percaya dengan jasa yang kita tawarkan,” kata Helmi yang kini dibantu lima orang karyawan di salonnya.

Dalam merias, Helmi cenderung lebih menekankan pada sisi naturalitas sang pemilik wajah. Dia menyukai riasan yang mewah dan elegan, namun tidak tampak seperti memakai topeng. ”Namun semuanya kita kembalikan ke selera klien masing-masing. Bagaimana pun juga kita harus merias sesuai dengan karakter orangnya,” paparnya.

Di balik gayanya yang ceplas-ceplos dan senang melucu, Helmi mengaku terkadang merasa sedih jika ditanya oleh sang ayah kapan dirinya menikah. Pertanyaan itu kadang dilontarkan sebab saudara-saudaranya telah lebih dulu berkeluarga. Helmi mengatakan dia pun sama seperti orang-orang lain, menginginkan kasih sayang dan memiliki keluarga sendiri.

“Ayah suka tanya kapan saya menikah? Tapi saya bilang, tidak usah memikirkan itu. Yang penting ayah dan ibu senang, saudara-saudara saya senang, itu yang lebih penting bagi saya. Sebab bagi saya hidup intinya adalah berbuat untuk orang lain,” tandasnya.(kai/fri/jpnn)

Rata-rata perempuan di Kota Ternate pasti mengenal nama Helmi Daeng Barang, yang lebih dikenal dengan Helmi si tukang rias. Padahal, pria kemayu


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News