Kisah Perjuangan Loper Koran yang Terlupakan di Masa Pandemi Corona, Tetap Semangat...

"Pelanggannya adalah para pengemudi Bajaj dan sopir Taxi," kata Bamsoet.
Imron yang memiliki empat anak ini mengaku dalam sehari hanya mampu memperoleh keuntungan rata-rata Rp 50.000. Koran yang tidak laku, dia kumpulkan untuk dijual kiloan.
Selama pandemi Covid-19, peminat koran tambah menurun. Meski begitu Imron yang tinggal di kawasan Matraman, Jakarta Timur ini tetap berkeliling menjajakan koran.
"Penjualan tak banyak. Orang pada takut memegang koran karena Covid-19," tutur Bamsoet.
Namun, Imron tetap bersyukur. Seberapa banyak hasil yang didapat adalah rezeki dari Allah SWT.
"Kunci utama dalam kehidupan adalah ikhlas dan bersyukur. Seperti Pak Imron ini. Sesusah apapun hidup, jika kita jalani dengan ikhlas dan syukur, pasti ada rezeki yang diberikan oleh Allah," pungkas Bamsoet. (jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Para loper koran tetap bertahan meski tidak banyak lagi yang berminat membeli terutama di masa pandemi corona.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Dukung Pernyataan Menlu Sugiono, Wakil Ketua MPR: ICJ Harus Hentikan Kejahatan Israel
- Bertemu Rektor Univesiti Malaya, Ibas: Pentingnya Sinergi Akademik Lintas Bangsa
- Peringati Hardiknas, Waka MPR Dorong Kebijakan Penyediaan Layanan Pendidikan berkualitas
- Kuliah Umum di Universiti Malaya, Ibas Bahas Geopolitik, Geoekonomi dan Kekuatan ASEAN
- Ibas Tegaskan Indonesia dan Malaysia Tak Hanya Tetangga, Tetapi..
- Waka MPR Sebut Kehadiran Prabowo Saat May Day Wujud Komitmen Keberpihakan Kepada Buruh