Kisah Polisi Hebat, Menyekolahkan Kembali Ratusan Anak

Kisah Polisi Hebat, Menyekolahkan Kembali Ratusan Anak
PEDULI PENDIDIKAN: Piether Paembonan menyampaikan materi motivasi di salah satu sekolah di Kalukku, Mamuju. Foto: PIETHER PAEMBONAN FOR JAWA POS

”Waktu itu saya ngutang. Karena sudah dekat sama warga, pedagangnya percaya waktu saya ngutang beli seragam, sepatu, dan buku,” kenang Piether kepada Jawa Pos yang menemuinya di Kalukku.

Semua kiprah sosial personel Polsek Kalukku itu memang berawal dari kedekatan dengan masyarakat sekitar tempat dia bertugas. Kedekatan yang lantas menimbulkan keprihatinan. Disusul kepedulian, kemudian ide dan akhirnya berwujud tindakan. ”Sebagai staf babinkamtibmas (bintara pembina keamanan dan ketertiban masyarakat), kerjaan saya sehari-hari ya keliling kampung, ngobrol sama warga,” ujarnya.

Dari sanalah ayah tiga anak tersebut tahu ada begitu banyak anak di lingkup Kecamatan Kalukku yang harus berhenti sekolah di tingkat sekolah dasar. Baik protol di tengah jalan maupun yang tidak melanjutkan ke SMP. 

Faktor utamanya memang kesulitan ekonomi. Banyak orang tua yang lebih menyukai anak-anak mereka membantu mencari nafkah. Baik sebagai pembuat batu bata maupun pekerjaan serabutan lainnya. 

Jawa Pos yang diajak Piether mampir ke rumahnya yang berjarak sekitar 3 kilometer dari Mapolsek Kalukku menyaksikan, sepanjang jalan, bangunan rumah warga dari kayu masih mendominasi. Kediaman bertembok masih bisa dihitung dengan jari. 

Piether pun gelisah menyaksikan fenomena banyaknya anak-anak putus pendidikan itu. Sebab, sebagai penegak hukum, dia meyakini, kriminalitas kerap berawal dari minimnya pendidikan seseorang. Semakin minim latar pendidikan seseorang, demikian yang ada di benak Piether, semakin kecil peluangnya untuk keluar dari kemiskinan. Buntutnya, godaan melakukan tindak kriminal pun semakin besar.

Kepedulian polisi yang bertugas di Polsek Kalukku sejak November 2012 itu juga dilatari masa lalunya. Ibundanya adalah guru yang sering membantu kawan-kawannya semasa kecil yang putus sekolah di Tana Toraja, Sulawesi Selatan. 

Akhirnya, dengan segala keterbatasan, Piether pun mulai bergerak membantu anak-anak putus sekolah. Dari awal 2013 sampai Juni 2014, dia harus melakukan semuanya sendiri.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News