Kisah Sedih, Bocah Usia Dua Tahun Diguyur Ayahnya di Toilet SPBU, Tewas

Kisah Sedih, Bocah Usia Dua Tahun Diguyur Ayahnya di Toilet SPBU, Tewas
Rudi Nyoto (kanan) ayah korban. Foto: Jawa Pos Radar Blitar

Mengetahui anak keduanya muntah dan tidak sadar, Rudi langsung bergegas menuju Puskesmas Srengat di depan SPBU. Tetapi, pihak puskesmas tidak sanggup menangani sehingga kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Anak Amanda Srengat yang tidak jauh dari puskesmas tersebut. Namun, nyawa balita berusia dua tahun itu sudah tidak tertolong. ’’Diduga, korban meninggal sebelum tiba di rumah sakit,’’ tuturnya.

Sampai saat ini, pihaknya masih belum bisa memastikan penyebab meninggalnya korban. Sebab, keluarga menolak jasad korban diotopsi. Hanya saja, berdasar pemeriksaan luar, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.

Namun, pihaknya tetap memeriksa saksi dan orang tua korban. ’’Kami belum bisa memastikan adanya unsur kesengajaan dan kelalaian yang mengakibatkan korban meninggal. Kami masih mendalami kasus ini,’’ ungkapnya.

Berdasar informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Blitar, sempat ada keributan kecil antara Rudi dan Rianty ketika berada di depan SPBU Srengat. Tidak berselang lama, Rudi kemudian membopong korban menuju toilet SPBU dan Rianty pergi ke arah barat dengan menaiki becak. ’’Saat dibopong menuju toilet, korban sempat menangis,’’ kata M. Ari, salah seorang karyawan SPBU.

Menurut dia, Rudi dan korban berada di toilet lumayan lama, yakni sekitar 15 menit. Setelah itu, keduanya keluar dari toilet. Namun, saat keluar itu, dia melihat korban sudah tidak bergerak dan tidak bernapas. Dia menduga saat itu korban sudah tewas.

’’Saat dibopong, korban masih mengenakan pakaian yang basah dan tubuh korban tidak bergerak sama sekali. Padahal, sebelum masuk toilet, korban sempat menangis,’’ jelasnya.

Sementara itu, Rudi mengaku menyesal telah memandikan anak keduanya tersebut dengan mengguyurkan air di toilet SPBU Srengat. Dia berdalih sengaja mengguyur air karena tubuh anaknya tersebut sangat kotor. ’’Saya hanya bermaksud membersihkan tubuhnya yang penuh pasir dan lumpur,’’ terangnya. Dia takut dimarahi keluarga jika korban ketahuan jatuh ke sungai.

’’Yang jelas, saya takut dimarahin. Makanya, saya ingin menutupi peristiwa itu dengan membersihkan tubuhnya. Sementara itu, saya suruh Rianty mengambil pakaiannya,’’ ucapnya. Dia juga menyesal mengguyurkan sangat banyak air ke tubuh anaknya tersebut. ’’Saat di toilet, anak saya posisinya duduk di toilet dan muntah air berbusa,’’ katanya.

BLITAR – Edwin Daniel, bocah berusia dua tahun warga Kelurahan Srengat, Kecamatan Srengat, meninggal karena kelalaian ayahnya, Rudi Nyoto.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News