Kisah si Ibu Tua, Puluhan Tahun jadi Pencari Cacing Tanah demi Tujuh Anaknya

Kisah si Ibu Tua, Puluhan Tahun jadi Pencari Cacing Tanah demi Tujuh Anaknya
Lisma (60) mencari cacing di bawah jembatan Sail, Hang Tuah. Foto: Desriandi Candra/Riau Pos/JPG

"Ya macam-macam. Injak kaca, kaki berdarah, bertemu ular. Ya kita waspada saja,"ujarnya.

Ronal (24) salah seorang putra Lisma, kepada Riaupos (Jawa Pos Group) mengungkapkan, memang hingga saat ini ia masih belum bisa membahagiakan ibunda tercinta. Sosok seorang ibu baginya bak malaikat yang senantiasa menjaganya di setiap sisi kehidupannya. Bahkan ketika ia sudah berkeluarga saat ini, sang ibu masih rela membantu kehidupannya demi menjaga dapur terus berasap.

Dipandanginya wajah ibunya yang tua renta berjibaku di dalam sungai.  Air matanya mulai berkaca-kaca. Namun belum ada satu katapun yang terucap dari mulutnya. Setelah beberapa waktu suasana sempat hening.

"Saya berkeinginan ibu tak berkerja lagi. Kami berkeinginan ibu dapat menikmati masa tuanya," katanya. Sejak beberapa waktu yang lalu ia bersama enam saudaranya sudah melarang sang ibu untuk turun ke sungai.

Namun sang ibu tetap bekerja, demi membantu  kehidupannya anaknya yang hingga berkeluarga masih terkatung-katung.  (cr2/cr3)


TANGAN rentanya dengan lincah mengacau permukan air keruh di sungai Sail. Dengan harapan ada cacing halus berwarna merah yang terperangkap dalam


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News