Kisah Sopir Pemadam Kebakaran, Pernah Tergelincir Sampai Tabrak Pengguna Jalan

Kisah Sopir Pemadam Kebakaran, Pernah Tergelincir Sampai Tabrak Pengguna Jalan
Para sopir PMK UPT Damkar Tabanan berkumpul dan bercengkarama bersama teman-temannya di saat sepi musibah kebakaran. Foto Radar Bali/jpnn.com

Untuk bisa memberikan pelayanan dan bantuan yang maksimal kepada warga, pasukan pemadam kebakaran haruslah kompak baik pasukan yang bertugas memadamkan api maupun sopir.

Tak mudah untuk menjadi sopir PMK, meski untuk mengemudikan PMK hampir sama dengan mengemudikan truk atau kendaraan besar lainnya.

Setidaknya begitulah yang dirasakan Komang Bagus Subagiarta, 41, salah satu sopir PMK di UPT Damkar Kabupaten Tabanan.

“Sebenarnya sama seperti mengemudikan mobil lain, hanya saja sebagai sopir PMK kita harus dibekali kemampuan untuk mengoperasikan peralatan yang ada di dalamnya,” ujar Subagiarta.

Menurut Subagiarta, kendali air dalam tangki agar bisa mengalir ke selang ada pada dirinya.

Jika cara pengoperasian salah, maka air tidak akan mengalir sehingga risikonya adalah keselamatan warga.

Karena itu, sebelum resmi menjadi sopir PMK dirinya terlebih dahulu diberikan pembekalan cara mengoperasikan peralatan.

“Sebelum saya mulai menjadi sopir, saya diberikan pembekalan dulu oleh sopir-sopir senior dan Kepala UPT Damkar untuk mengoperasikan peralatannya,” kata pria warga Banjar Serason, Desa Pitra, Kecamatan Penebel, Tabanan ini.

Kebut-kebutan di jalan raya sudah jelas dilarang. Namun, jika kendaraan besar yang satu ini sudah turun ke jalanan, tak akan ada orang yang berani

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News