Kisah Spiritual: 1 Syawal tanpa Sandal

Oleh: Prof Dr Kasuwi Saiban MAg

Kisah Spiritual: 1 Syawal tanpa Sandal
Prof Dr Kasuwi Saiban MAg. Foto for Radar Malang/JPNN.com

Betapa terkejutnya saya mendengar jawaban ayah: ”Nak, berdoalah agar malam ini turun hujan!”

Kala itu spontan saya menjawab: ”Yah, saya minta sandal bukan minta air, kenapa Ayah suruh saya berdoa agar turun hujan?”

Benar-benar pikiran saya tidak nyambung, kenapa ayah menjawab begitu. Ternyata ayah menggunakan logika yang sungguh di luar dugaan saya.

Beliau bilang bahwa kalau malam ini hujan, maka semua orang pergi ke masjid tanpa sandal karena jalannya becek.

Saya sungguh tertegun, sekalipun ayah saya buta huruf, tidak pernah sekolah, tapi ternyata dengan kejernihan hatinya, logikanya jalan. Akhirnya malam itu saya secara khusyuk berdoa semoga Allah segera menurunkan hujan.

Dan alhamdulillah tidak lama kemudian doa saya terkabulkan. Malam itu hujan lebat, bahkan terus-menerus hujan sampai pagi hari saat orang-orang pergi ke masjid guna menunaikan salat Idul Fitri.

Lega rasanya semua orang pergi ke masjid tanpa pakai sandal. Teman-teman yang semalam mengejek saya dan mau pamer sandal barunya, malu tertunduk sambil berjalan tanpa memakai alas kaki.

Beberapa tahun setelah peristiwa itu, ayah dipanggil oleh Allah sehingga saya tinggal bersama ibu. Beliau yang menyertai saya dengan bekerja sebagai petani meneruskan sawah garapan ayah.

Kisah spiritual yang sangat menginspirasi Prof Dr Kasuwi Saiban MAg setelah beranjak dewasa adalah saat 1 Syawal.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News