Kisah Spiritual: 1 Syawal tanpa Sandal

Oleh: Prof Dr Kasuwi Saiban MAg

Kisah Spiritual: 1 Syawal tanpa Sandal
Prof Dr Kasuwi Saiban MAg. Foto for Radar Malang/JPNN.com

Tampaknya beliau sering mendengar pengajian dari ustad yang menyampaikan tentang risiko seseorang yang mempunyai utang, antara lain hadis Nabi yang artinya:

”Jiwa seorang mukmin itu terkatung-katung karena utangnya, sampai dia dibayarkan” (HR. Tirmidzi).

Dari peristiwa di atas seakan-akan ayah memberi nasihat kepada saya agar senantiasa terhindar dari utang.

Nasihat tersebut sangat penting untuk kita perhatikan di era kapitalis yang sering menggiring kita agar berutang untuk kepentingan konsumtif yang akan menjerumuskan kita pada kehidupan yang menyusahkan.

(3) Hendaknya kita menyerahkan semua urusan kepada Allah dengan berdoa yang penuh khusyuk. Dalam peristiwa di atas seakan ayah memberi nasihat kepada saya bahwa keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh kekuatan lahir, tapi ada kekuatan batin yang berupa doa mengambil peran yang sangat penting.

Oleh karena itu berdoalah dengan khusyuk, maka Allah akan mengabulkan keinginanmu. Sekalipun ayah saya tidak bisa membaca Alquran, tampaknya beliau sering mendengar ceramah ustad tentang firman Allah pada surat Al-Ghafir ayat 60 yang artinya:
”Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku akan kabulkan doa kalian”.

Nasihat tersebut sangat penting di era yang serba matematis dewasa ini, seakan segala sesuatu hanya ditentukan oleh hitung-hitungan lahir. Padahal, kekuatan batin dengan doa juga sangat menentukan dalam keberhasilan seseorang.

Tiga hal terkait peristiwa tersebut; yaitu: Melihat orang yang lebih rendah dalam urusan dunia, menghindari utang, dan berdoa yang penuh khusyuk, selalu saya terapkan dalam kehidupan sehari-hari sampai sekarang. Semoga menjadi inspirasi untuk kita semua. Wallahu a’lam bishawab. (c2/abm)

Kisah spiritual yang sangat menginspirasi Prof Dr Kasuwi Saiban MAg setelah beranjak dewasa adalah saat 1 Syawal.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News