Kisah Sukses Adi, Sang Konselor Balai Galih Pakuan Usai 13 Tahun Jadi Pengguna 'Barang Haram'

Kisah Sukses Adi, Sang Konselor Balai Galih Pakuan Usai 13 Tahun Jadi Pengguna 'Barang Haram'
Adi (37) sukses menjadi konselor di Balai Galih Pakuan Bogor usai menjadi korban penyalahgunaan NAPZA. Foto: Kemensos

Pada situasi relapse itu, Adi merasa semakin tak bisa mengontrol pemakaian pada narkoba, sehingga kekacauan dalam segala sisi hidupnya semakin parah.

Keluarga kembali memasukan ke pusat rehabilitasi narkoba, namun sebelumnya Adi sempat merasakan dinginnya hotel prodeo akibat barang haram pada 2016.

"Pada tanggal 16 November 2016, keluarga membuat keputusan terakhir untuk memasukkan saya ke Balai Rehabilitasi Galih Pakuan di Bogor," ungkap Adi.

Begitu menginjakkan kaki di Galih Pakuan, gejolak penolakan dirasakan Adi sebab bapak dua anak ini belum menerima kenyataan bahwa dia harus direhabilitasi lagi.

"Saya merasa bukan ini (rehabilitasi) yang dibutuhkan, tapi ada hal lain yaitu dari lingkungan saya di luar," kata Adi.

Berkat pendekatan sepenuh hati dari Pekerja Sosial dan Konselor Adiksi Balai "Galih Pakuan" perlahan tapi pasti kepercayaan diri Adi dan rasa kasih sayang yang telah sirna tumbuh dan bersemi.

Layanan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) yang diberikan kepada Adi mulai dari Asesmen Komprehensif untuk menyiapkan data masalah kebutuhan dan potensi yang ada dalam diri Adi, pendekatan motivasional untuk menanamkan pola pikir kepada Adi bahwa dia perlu pertolongan.

Kemudian Adi juga menjalani terapi kelompok, konseling individual/tetapi individu, terapi mental spiritual dan yang tidak kalah penting adalah Therapeutic Community. Terapi-terapi ini berfungsi untuk meningkatkan keberanian berbicara dan terbuka tentang masalahnya.

Adi (37) sukses menjadi konselor di Balai Galih Pakuan Bogor usai menjadi korban penyalahgunaan NAPZA. Simak kisahnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News