Kisah Sukses Rwanda, Negara Termiskin di Dunia Melawan COVID-19

Kisah Sukses Rwanda, Negara Termiskin di Dunia Melawan COVID-19
Narapidana seperti narapidana lansia ini termasuk di antara kelompok berisiko tinggi yang diprioritaskan dalam peluncuran vaksin pertama Rwanda. (Getty Images: Cyril Ndegeya/Xinhua)

Orang-orang yang paling rentan terinfeksi atau rentan meninggal dunia telah diprioritaskan, tetapi masih perlu menunggu untuk melihat apakah Rwanda akan menerima cukup vaksinasi untuk seluruh populasi.

Negara-negara Afrika sering direkrut oleh perusahaan farmasi untuk menjadi kelinci percobaan dalam uji coba obat-obatan, seperti yang mereka jalani untuk vaksin Oxford/AstraZeneca COVID-19, tetapi terlalu sering ini bukan berarti mereka mendapat akses yang tepat waktu ke obat yang dihasilkan.

Dr Agnes Binagwaho yakin negara Barat, yang pajaknya berkontribusi pada pengembangan vaksin COVID, juga akan mengalami kerugian kecuali vaksin didistribusikan secara luas dan adil.

"Perusahaan farmasi besar telah menggunakan uang orang-orang untuk mengembangkan sesuatu yang tidak melindungi mereka ... Farmasi besar memutuskan untuk mempertahankan keuntungan.

"Ini adalah upaya global, ini bukan hanya farmasi besar, ini adalah pajak Anda, uang Anda, dan untuk dilindungi ... orang-orang di seluruh dunia harus divaksinasi, sehingga kita bisa menghasilkan kemajuan dalam mewujudkan herd immunity."

Dr Sabin Nsanzimana menunjukkan keberhasilan Afrika dalam memproduksi obat anti-retroviral untuk pengobatan HIV, dan juga ingin melihat produksi lokal vaksin COVID.

"Itu adalah sesuatu yang harus diprioritaskan dalam konteks Afrika," katanya.

"Ini adalah situasi yang sama-sama menguntungkan, karena kita menghadapi musuh bersama.

Dunia terperanjat ketika Amerika Serikat, gagal melindungi warganya dari COVID-19

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News