Klaster Jemaah Pengajian Jangkaran Diduga Berawal dari Imam Masjid

Klaster Jemaah Pengajian Jangkaran Diduga Berawal dari Imam Masjid
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kulon Progo Baning Rahayujati. (FOTO ANTARA/Sutarmi)

Baning menjelaskan bahwa anggota jemaah yang terkonfirmasi COVID-19 telah menulari anggota keluarga lainnya.

Untuk itu, dia mengimbau kepada masyarakat di Desa Jangkaran dan wilayah lainnya untuk tetap patuh dalam melaksanakan protokol kesehatan. Menggunakan masker, meski di saat semua kegiatan dilaksanakan, menjaga jarak, dan selalu mencuci tangan.

"Sampai saat ini, tempat ibadah di Desa Jangkaran masih ditutup sampai batas waktu yang belum ditentukan," ungkap Baning.

Selain itu, budaya berjabat tangan menjadi pemicu utama dalam penyebaran COVID-19 di Jangkaran, sehingga penyebaran virus asal Wuhan, Tiongkok itu sangat cepat.

Baca Juga: Din Syamsuddin Dituduh Radikal, Novel Bamukmin Menasihati Pendukung Jokowi

"Sekali lagi kami mengimbau kepada masyarakat untuk tidak berjabat tangan, dan tetap memakai masker, dan mencuci tangan," kata Baning Rahayujati.

Hingga Minggu (14/2), di Kabupaten Kulon Progo terjadi pertambahan 31 kasus positif, sebanyak 22 di antaranya merupakan warga Desa Jangkaran.

Total pasien terkonfirmasi COVID-19 di daerah itu sebanyak 2.518 kasus dengan rincian 50 isolasi di rumah sakit, 657 isolasi mandiri, 1.241 selesai isolasi, 523 sembuh dan 47 meninggal dunia.(antara/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:

Kasus positif Covid-19 pertama dalam klaster ini diduga menginfeksi imam masjid setelah kunjungan ke Purworejo, Jawa Tengah.


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News