KLHK: Karhutla Riau Diperparah Kondisi Cuaca Kering

KLHK: Karhutla Riau Diperparah Kondisi Cuaca Kering
Penanggulangan karhutla dan asap oleh Manggala Agni dan satgas gabungan. Foto : Humas KLHK

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memonitor penanganan kebakaran hutan dan lahan atau Karhutla di Riau sudah terpadu. Namun karena kondisi cuaca yang kering, membuat tim kesulitan mengendalikan luasa areal yang terbakar.

Hal ini disampaikan Direktur Pengendalian Karhutla KLHK, Raffles B. Panjaitan saat dikonfirmasi JPNN.com di Jakarta, Rabu (31/7) malam. Dia menyebutkan bahwa kondisi ini sebenarnya sudah diantisipasi sejak awal setelah adanya peringatan dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) pada Februari 2019.

"Untuk di Riau antisipasinya sudah dari awal, sejak Februari sudah diprediksi oleh BMKG. Kami sudah melalukan langkah-langkah, makanya waktu Februari, Maret, April bisa terjaga," kata Rafles.

Hanya saja kondisi cuaca yang semakin kering, terutama dua bulan terakhir, membuat potensi terjadinya karhutla kembali meningkat. Bahkan, ada daerah di Riau, selama 60 hari tidak turun hujan.

"Jadinya makin kering, sehingga agak melebar. Namun pananganan di lapangan sudah terpadu, yang dijaga sama Satgas Provinsi. Itu sudah dikerahkan melalui koordinasi gubernur," jelasnya.

Rafles menuturkan, sumber daya manusia (SDM) di Riau juga sudah cukup banyak, disamping peralatan pendukung untuk pemadaman. dari Manggala Agni saja ada 220 orang, dibantu tenaga dari balai-balai taman nasional sebanyak 90 rebu.

Kemudian, pemegang HPH, dan HTI, juga punya 2.248 orang yang melakukan penjagaan di areal-areal mereka. Ditambah dengan Masyarakat Peduli Api (MPA) sebanyak 736 orang.

"Akan tetapi karena situasi agak kering, dan satu hal lagi yang menjadi agak sulit karena di daerah remote area. Airnya juga sulit. Caranya terpaksa dengan water bombing dan sudah cukup banyak di Riau Helikopter dikerahkan untuk menjangkau remote area tadi," jelasnya.

Hanya saja kondisi cuaca yang semakin kering, terutama dua bulan terakhir, membuat potensi terjadinya karhutla kembali meningkat. Bahkan, ada daerah di Riau, selama 60 hari tidak turun hujan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News