KLHK Siapkan Pengaturan Penggunaan Bahan Perusak Ozon

KLHK Siapkan Pengaturan Penggunaan Bahan Perusak Ozon
Ruandha Agung Sugardiman, Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK dalam Workshop on HFC Enabling Activities. Foto: Humas KLHK

Antara lain adalah HFC-134a yang banyak digunakan sebagai bahan pendingin di lemari es, AC mobil dan beberapa mesin pendingin bangunan; HFC-410A yang banyak digunakan sebagai pendingin AC split dan AC komersial.

Kemudian HFC-404A yang banyak digunakan sebagai bahan pendingin pada gudang pendingin pada industri perikanan.

Oleh karenanya penggunaan HFC dengan nilai potensi pemanasan global tinggi tersebut harus dihentikan, dan diganti dengan bahan yang rendah potensinya dalam memicu pemanasan global.

Hingga saat ini, Panel Teknologi dan Ekonomi (TEAP) Protokol Montreal terus berupaya melakukan penelitian terkait bahan BROCCOLI dan insentif bagi negara – negara berkembang.

Diharapkan pada 2024, negara berkembang sudah mulai menurunkan konsumsi HFC dalam berkontribusi menjaga temperatur bumi tidak meningkat lebih dari 1,5 derajat Celcius pada tahun 2100 dibandingkan dengan masa pra-industri.

Berdasarkan Amandemen Kigali untuk kelompok negara berkembang Grup 1, dimana Indonesia termasuk dalam kelompok tersebut, ditetapkan target penurunan konsumsi HFC adalah freeze pada tahun 2024.

Kemudian berlanjut dengan penurunan 10% dari baseline pada tahun 2029, 30% dari baseline pada tahun 2035, 50% dari baseline pada tahun 2040, dan 80% dari baseline pada tahun 2045. Target penghapusan tersebut dapat dicapai dengan adanya alih teknologi pada sektor industri manufaktur maupun servicing. 

Pelaksanaan alih teknologi tersebut dipandang perlu mempertimbangkan bahan pengganti HFC yang memiliki harga yang kompetitif dan tersedia secara luas di pasaran.

Indonesia akan sepakat mendukung perlindungan atas lapisan Ozon dengan pengaturan tentang pengurangan konsumsi Bahan Perusak Ozon

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News