KLHK Terus Berupaya Pulihkan Danau Prioritas

KLHK Terus Berupaya Pulihkan Danau Prioritas
Rapat kerja Komisi IV DPR RI dan jajaran KLHK. Foto: Humas KLHK

Selain itu juga dilakukan pembangunan Wetland di Desa Hutabolon yang dapat menurunkan parameter BOD sebesar 80.000 gr BOD/hari dan Biocord (akar buatan) di Desa Pardomuan 1 yang bisa menurunkan konsentrasi BOD sebesar 90%, sehingga meningkatkan kualitas air Danau Toba seluas 331,2 m2.

"Ini upaya kita untuk menjernihkan air di Danau Toba, selain juga upaya himbauan dan pemanggilan kepada perusahan-perusahaan di sekitar Danau Toba yang terindikasi mencemari air danau" jelas Menteri Siti.

Kemudian juga terkait penanganan masalah lingkungan di Danau Maninjau, Menteri Siti menyatakan bahwa salah satu permasalahan utama adalah akumulasi sedimen yang sudah tinggi selama 12 tahun terakhir.

Jumlah sediman telah mencapai 50,8 juta m3 dengan laju pertambahan sedimen sebesar 5cm/tahun yang meliputi luasan 3,66 km2 pada tepi-tepi Danau Maninjau.

Saat ini sedang dikaji untuk melakukan penyedotan sedimen dengan pipa untuk dipindahkan ke dumping-dumping area yang memungkinkan seperti ke area sawah, permukiman, atau tepi-tepi jalan.

Penurunan kualitas air di Danau Maninjau juga menjadi permasalahan. Laju penurunan kualitas air itu sudah diamati sejak tahun 2005 dengan hasil kajian berupa parameter trofik yang semakin meningkat dan kecerahan air yang semakin menurun.

"Di Danau Maninjau teknologi yang digunakan berupa Ultrafine bubble dan Wetlands terapung, seperti yang dulu digunakan untuk membersihkan tumpahan minyak di Balikpapan," ujar Menteri Siti.

Dengan teknologi Ultrafine bubble akan dihasilkan gelembung ukuran nano yang tersusun atas materi ozon dan oksigen yang bisa mengurai bau dan sampah organik, membunuh bakteri patogen, menambah kadar oksigen terlarut dan menghidupkan bakteri aerob.

Beberapa inisiatif program juga telah dilakukan KLHK untuk mengurangi pencemaran air di Danau Toba.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News