Klinik Dadakan Menteri Siti, Pasiennya para Petani

Klinik Dadakan Menteri Siti, Pasiennya para Petani
Klinik Dadakan Menteri Siti, Pasiennya para Petani. Foto for JPNN.com

jpnn.com, BOYOLALI - Ribuan petani Boyolali dan Pemalang, Jawa Tengah, sejak pagi sudah memadati Lapangan Kantor Desa Wonoharjo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (4/11). Mereka menunggu kedatangan Presiden Joko Widodo yang akan menyerahkan langsung SK program Perhutanan Sosial.

Namun ada kejadian menarik sebelum kedatangan RI 1, tepatnya ketika Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar, sampai di lokasi acara. Salah satu Menteri perempuan di kabinet Jokowi ini, langsung disambut antusias para petani. Mereka bersalaman, foto bersama, hingga berdiskusi. Tidak ada jarak lagi antara Menteri dengan para petani.

Menteri Siti membuat agenda dadakan. Bagaikan 'Dokter', ia membuka 'klinik' konsultasi, dengan 'pasien' para perwakilan kelompok tani dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH).

Dengan sabar Menteri Siti menerima satu persatu perwakilan petani. Tangannya tampak terus mencatat di buku kecil yang setia dibawanya kemana-mana. Pertanyaan-pertanyaan petani dijawabnya dengan detail, lugas dan tegas. Beberapa usulan bahkan langsung ditindaklanjutinya dengan memanggil para pejabat eselon yang ikut mendampingi.

Aktivis lingkungan, Chalid Muhammad yang berada di lokasi acara, menceritakan bahwa 'klinik dadakan' Menteri Siti Nurbaya ini dibuka selama hampir dua jam. Pada para petani, Menteri Siti menekankan bahwa izin pengelolaan hutan Perhutanan Sosial (IPHPS) yang diserahkan Presiden adalah bagian dari program pemerataan ekonomi dan kelestarian lingkungan.

IPHPS memberi kepastian hukum bagi petani dan kelompok tani dalam mengelola hutan di wilayah Perum Perhutani selama 35 tahun. Petani diharapkan dapat menanam tanaman produktif yang bisa menyejahterakan petani dan memperbaiki kondisi hutan yang kritis. Menteri juga menjelaskan opsi-opsi pendanaan bagi Petani, salah satunya adalah Kredit Usaha Rakyat dari Bank Milik Negara serta CSR dari perusahaan.

Dialog yang hangat dan akrab itu terpaksa diakhiri karena sang Menteri telah berkali-kali diingatkan protokol untuk segera melanjutkan agenda acara lainnya.

''Selamat bu Siti, anda telah melakukan perbuatan mulia dalam sepi. Saya yakin para petani walau tak membawa buku dan pena seperti anda, mereka telah mencatat dengan baik semua penjelasan anda dalam ingatanya,'' kata Chalid melalui tulisannya.

Dengan sabar Menteri Siti menerima satu persatu perwakilan petani. Tangannya tampak terus mencatat di buku kecil yang setia dibawanya kemana-mana.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News