Koalisi CSO: Rencana Investasi JETP Masih Setengah Hati Berpihak pada Transisi Energi Hijau

Koalisi CSO: Rencana Investasi JETP Masih Setengah Hati Berpihak pada Transisi Energi Hijau
Direktur Eksekutif dan Ekonom CELIOS Bhima Yudhistira. Foto: Aristo Setiawan/jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Koalisi CSO menilai rancangan rencana investasi dan kebijakan komprehensif (comprehensive investment and policy plan/CIPP) kesepakatan kemitraan JETP masih berpihak setengah hati pada upaya transisi energi yang berkeadilan.

Pasalnya, minimnya target pensiun dini PLTU dalam draf rencana ini, berpotensi memperlambat langkah reformasi sistem energi Indonesia menjadi lebih hijau dan ambisius.

Direktur Eksekutif dan Ekonom CELIOS Bhima Yudhistira mengatakan dokumen CIPP JETP masih cukup kontradiktif.

Target bauran energi terbarukan dalam CIPP cukup ambisius, yakni mencapai 44 persen pada 2030.

Namun, di sisi lain, hanya dua PLTU yang masuk daftar pensiun dini dalam skema ini, yaitu PLTU Pelabuhan Ratu dan PLTU Cirebon.

“Sebagian PLTU yang masuk pensiun dini, yakni PLTU Cirebon-1, sebenarnya sudah masuk dalam skema ETM (energy transition mechanism/mekanisme transisi energi. Jadi seolah tidak ada niatan untuk benar-benar melakukan penutupan PLTU batu bara. JETP menjadi tidak jelas, awalnya mau pensiun PLTU batu bara justru tidak dilakukan dengan serius,” kata Bhima Yuhistira dalam keterangana tertulis pada Rabu (22/11).

Direktur Program Transisi Bersih Harryadin Mahardika menambahkan hal yang sama pernah dilakukan Indonesia.

Dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) yang diterbitkan pada 2014, Indonesia menargetkan bauran energi terbarukan 23 persen pada 2023 dan 31 persen pada 2050.

Koalisi CSO menilai rancangan rencana investasi dan kebijakan komprehensif kesepakatan kemitraan JETP berpihak setengah hati pada upaya transisi energi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News