Kok Museum Ranggawarsita Jadi Terkesan Angker dan Kotor?

Kok Museum Ranggawarsita Jadi Terkesan Angker dan Kotor?
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengeluhkan kondisi kebersihan ketika mengunjungi Museum Ranggawarsita, Jumat (22/4). foto: Ajie MH/Radar Semarang/JPG

Bagi Ganjar, museum bukanlah gedung untuk menyimpan barang-barang kuno. ”Museum itu sebuah perjalanan yang harus terus hidup,” katanya.
Ganjar pun memuji inovasi dari pengelola museum yang menyediakan ruang untuk pemutaran film. Apalagi ada penambahan koleksi film agar yang diputar tidak itu-itu saja.

Lebih lanjut Ganjar mengatakan, Pemprov Jateng akan mengambil kembali benda-benda bersejarah yang sekarang menjadi koleksi museum di Belanda. Bahkan, September 2015 silam, Ganjar ditemani Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Jateng Prasetyo Aribowo serta Atase Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk Belanda mendatangi Museum Bronbeek di Arnhem.

”Kami sudah mendatangi langsung sumbernya di Belanda. Kebetulan diizinkan melihat semua benda-benda dari Indonesia, tidak banyak orang yang diizinkan melihat,” kata Prasetyo.

Beberapa benda dan teks dari Indonesia di antaranya puluhan keris, lukisan asli Raden Saleh, koin kuno, baju adat, buku kumpulan surat yang ditulis Raden Ajeng Kartini berjudul ’Door Duisternis tot Licht’ dan benda berharga lainnya. Benda-benda itu pun terawat dengan baik.

”Keris ada puluhan. Tapi disimpan di laci dengan bagus. Kondisinya juga baik, suhunya juga diatur. Masuk ke situ kita harus steril, pakai topi, pakai plastik dan sepatu khusus. Selama ini pengelolaan mereka memang sangat canggih dan betul-betul dipelihara dan diproteksi,” katanya.

Ganjar mengatakan, pihaknya sedang berupaya untuk membawa pulang benda-benda asal Jawa Tengah yang kini jadi koleksi museum Bronbeek. ”Kami sudah menindaklanjuti dengan mengirim surat. Tapi sampai sekarang belum ada jawaban,” pungkasnya.(amh/ric/ce1/jpg/ara/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News