Kolaborasi NU dan Muhammadiyah, Jenderal Listyo Pasti Bisa Berantas Radikalisme

Kolaborasi NU dan Muhammadiyah, Jenderal Listyo Pasti Bisa Berantas Radikalisme
Kapolri Jenderal Listyo Sigit. Foto : Ricardo

Islah mengatakan, NU dan Muhammadiyah adalah lokomotif dari gerakan moderasi. “Kita tidak bisa meninggalkan dua organisasi ini, makanya Pak Kapolri sendiri mengunjungi dua organisasi ini lebih awal karena memang itu motornya mereka,” katanya.

Islah juga berkeyakinan, NU dan Muhammadiyah bisa menarik kelompok kanan menjadi ke tengah. Ulama-ulama NU rata-rata berada di garis tengah. "Kelompok seperti FPI ini sebenarnya bisa ditarik dari kanan mentok menjadi kelompok tengah," sambungnya.

Sedangkan usaha-usaha mencegah berkembangnya radikalisme, Islah menilai, cukup baik.

Terutama dengan adanya sinergi Polri dan TNI yang cukup besar dalam pencegahan radikalisme. Kementerian dan lembaga negara memiliki kanal untuk pencegahan radikalisme dan ekstrimisme berbasis kekerasan.

Kolaborasi Polri dengan NU dan Muhammadiyah akan memperkuat upaya tersebut. Perpres Nomor 3 dan Perpres Nomor 7 bisa menjadi acuan kolaborasi semua organisasi dalam menghambat gerakan radikal.

"Kapolri kemarin kunjungan ke NU dan Muhammadiyah itu memang dalam tataran normatif simbolistik, tapi sebenarnya itu adalah gambaran bahwa dua lembaga ini akan dijadikan mitra terdepan oleh Polri untuk mengelaborasi dari Perpres-perpres yang sudah keluar," pungkas Islah. (flo/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:

Sejak dahulu NU dan Muhammadiyah selalu terdepan dalam menyuarakan toleransi sehingga sudah tepat Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo datang dan memperkuat sinergi.


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News