Konsep Vila Tetap Dilirik

Konsep Vila Tetap Dilirik
Ilustrasi. FOTO : Jawa Pos

jpnn.com, SURABAYA - Konsep vila ternyata masih tetap diminati. Hal itu yang dibuktikan The Taman Dayu. Bahkan, properti yang dikembangkan kelompok usaha Ciputra itu memperkenalkan klaster baru untuk menggenjot penjualan.

Marketing Manager The Taman Dayu Irawati menjelaskan, semua produk vila atau properti untuk leisure milik Taman Dayu selalu mencatatkan penjualan yang positif. Misalnya, The Saguara Resort, Belmond Resort, dan New Belmond Resort yang habis terjual. "Kemudian, produk Sagamore Hills yang ditawarkan sekitar Rp 4,5 miliar juga sisa satu unit saja," ujarnya kemarin (16/10).

Respons positif dari market tersebut mendorong pihaknya untuk mengeluarkan klaster baru. Yakni, Bloomfield Mountain Resort yang di-launching perdana pada September 2018. 

Klaster baru itu memiliki total 175 unit dan menempati lahan seluas 11 hektare. Ada empat tipe yang disediakan. Yaitu, Alyeska, Mansfield, Beaufort Valley, dan Vermont. Sejak dilempar ke pasar, penjualannya sudah mencapai 30 persen dari total atau senilai Rp 20 miliar.

Para pembeli didominasi masyarakat Surabaya. Komposisinya, 60 persen merupakan investor dan sisanya end user. "Vila-vila seperti ini memang lebih sering digunakan pembeli untuk investasi. Misalnya, disewakan atau digunakan sebagai tempat berkumpul dengan keluarga ketika weekend ketimbang ditempati sehari-hari," ungkapnya.

General Manager The Taman Dayu Dodi Purwanto mengatakan, Bloomfield Mountain ditargetkan bisa terjual 40 persen sampai akhir tahun ini. Segmen yang dibidik adalah kalangan menengah ke atas. "Kami masih survive hingga sekarang meskipun properti melambat. Sebab, sasaran kami adalah middle up yang daya belinya terus stabil," tegasnya.

Pembelian properti untuk investasi biasanya banyak dilakukan di daerah yang memiliki potensi pariwisata. Menurut Ketua REI Jatim Danny Wahid pada kesempatan terpisah, sinergi antara sektor properti dan pariwisata dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah. 

Properti yang dibeli biasanya juga disewakan. "Sekarang banyak rumah yang dibeli karena untuk investasi, tidak ditempati," katanya. (car/c7/fal)

Para pembeli didominasi masyarakat Surabaya. Komposisinya, 60 persen merupakan investor dan sisanya end user


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News