Konsisten, Sudah 17 Tahun Menggelorakan Penolakan

Konsisten, Sudah 17 Tahun Menggelorakan Penolakan
Ketua Uni Timor Aswain (Untas) Periode 2016-2021 Eurico Guterres (tengah). FOTO: Timor Express/JPNN.com

"Ini bukan berarti kami mau bermusuhan, tetapi ini sikap kami. Kami menolak bukan melawan pemerintah Indonesia, namun pemerintah juga tidak bisa memaksa kami untuk menerima hal yang salah,” tandasnya lagi.

Eurico menambahkan, Untas tetap selalu terbuka dengan siapa saja. Bahkan pihaknya berharap pemerintah pusat membangun dialog dan melakukan pendekatan kemanusiaan dengan warga Untas. Hal ini untuk memberi ruang bagi warga Untas untuk menyampaikan isi hatinya.

Dia berharap, dengan sikap Untas menolak jajak pendapat, tidak berdampak ke warga Untas. Karena dia tegaskan, warga Untas 100 persen punya kedudukan yang sama di Indonesia. Toh, penolakan tersebut menurut dia punya alasan.

"Selama 17 tahun ini, jangankan dipanggil ke istana untuk berdialog, dipanggil untuk ditempeleng pun belum," sambung dia.

Dia kembali menegaskan, meski pihaknya menolak jajak pendapat, namun Untas tidak menolak persaudaraan. Dengan kepengurusan yang baru, Eurico berjanji akan terus memperjuangkan hak-hak warga Untas, bahkan warga NTT umumnya.

Sejumlah perjuangan yang terus mendapat perhatian, misalnya terkait rumah bagi warga Untas, lahan garapan bahkan aset-aset warga eks Timtim yang masih tertinggal di Timor Leste.

Sekjen Umtas Florensio Mario Viera saat itu mengungkapkan, Kongres III Untas sudah berakhir dengan damai. Sementara Eurico sebagai mantan Ketua Umum Untas kembali dipilih secara aklamasi. Sebagai pengurus yang baru, Mario mengaku bangga karena dipercaya mendampingi Eurico.

Sementara Ketua Ketua Dewan Konsultatif Filomeno de Jesus Hornay yang juga mantan Sekjen Untas mengungkapkan, sikap penolakan tersebut selalu digelorakan karena mereka merasakan sendiri apa yang terjadi saat jajak pendapat tersebut.

KUPANG - Uni Timor Aswain (Untas) sebagai organisasi yang mewadahi lebih dari 14 ribu kepala keluarga kelahiran Timor-Timur yang sudah menetap di

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News