KRI Teluk Banten Angkut 715 Pengungsi Eks Gafatar

KRI Teluk Banten Angkut 715 Pengungsi Eks Gafatar
KRI Teluk Banten-516 mengangkut pengungsi eks Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). FOTO: Kolinlamil for JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA – KRI Teluk Banten-516 mengangkut 715 orang pengungsi eks Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), Senin (25/1) berangkat menuju Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta dari Pelabuhan Dwikora, Pontianak, Kalimantan Barat.

Pemberangkatan KRI Teluk Banten-516 tersebut, dilepas oleh Pangdam XII Tanjung Pura Mayjen TNI Agung Risdianto didampingi Komandan Lantamal XII Pontianak Brigjen TNI (Mar) Muhammad Hari, Perwakilan Polda Kalimantan Barat, Wakil Gubernur Kalimantan Barat Ristiadi dan pejabat FKPD lainnya.

Sebelumnya, 350 pengungsi eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) sudah diberangkatkan pulang menggunakan KRI Teluk Gilimanuk-531 dari Pelabuhan Dwikora Pontianak menuju Semarang, Minggu (23/1).

Upaya pemulangan para eks anggota Gafatar terus dilakukan melalui jalur laut dengan menggunakan sejumlah kapal perang milik TNI AL yang saat ini sudah maupun berada di sekitar perairan Pontianak, Kalimantan Barat.

Hal ini merupakan salah satu bentuk tugas TNI AL dalam operasi militer selain perang (OMSP). Sesuai Undang-Undang Nomor 34 tahun 2004 tentang tugas pokok TNI disebutkan ada tiga tugas utama TNI yaitu, menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah dan melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan.

Tugas pokok tersebut dilaksanakan melalui Operasi Militer untuk Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP). OMP berarti berperang melawan tentara negara lain. Sementara Operasi Militer Selain Perang (OMSP) terdiri dari 14 butir. Operasi Militer Selain Perang misalnya, membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian, dan pemberian bantuan kemanusiaan. Membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (search and rescue).

KRI Teluk Banten-516 sering dikedepankan dalam operasi militer utama. Selain kodratnya sebagai wahana penghantar tank amfibi dan pasukan Marinir, KRI Teluk Banten 516 beberapa kali dipercaya sebagai kapal markas. Salah satunya pada operasi Aru Jaya di tahun 1992 untuk menghalau masuknya kapal feri asal Portugal Lusitania Expresso yang berniat masuk ke perairan Timor Timur.

Kepala Dispen Kolinlamil, Letkol Laut (KH) Bazisokhi Gea menjelaskan KRI Teluk Banten memiliki deck helipad yang cukup besar, bisa di darati helikopter sedang. Dalam pelayaran, helikopter sekelas NAS-332 Super Puma pun tak masalah mendarat di helipadnya. Perlu dicatat, hingga tahun 2005, tepatnya sebelum era LPD hadir, boleh dibilang fasilitas kapal perang TNI AL dengan helipad luas plus hangar berukuran besar memang hanya dipegang oleh jenis LST ini.

JAKARTA – KRI Teluk Banten-516 mengangkut 715 orang pengungsi eks Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), Senin (25/1) berangkat menuju Pelabuhan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News