Krisis di Al Aqsa: AS Turun Tangan, DK PBB Gelar Rapat Tertutup

Krisis di Al Aqsa: AS Turun Tangan, DK PBB Gelar Rapat Tertutup
Haram al-Sharif, tempat Masjid Al Aqsa (kubah hijau) dan Dome of Rock (kubah emas) berada. Foto: visitmasjidalaqsa

jpnn.com, YERUSALEM - Aksi massa diperkirakan bakal meluas di kawasan Masjid Al Aqsa, Yerusalem. Ini menyusul kebijakan Israel yang menambah kamera pengintai supercanggih sejak Senin (24/7) malam waktu setempat. Kamera pengawas tersebut kini mengintai di Lion's Gate, salah satu gerbang di Haram al-Sharif. Itu adalah gerbang yang paling banyak digunakan untuk memasuki kompleks yang di dalamnya terdapat Masjid Al Aqsa dan Dome of Rock tersebut.

Sebelumnya, rumah sakit di Palestina sudah kewalahan menerima pasien. Lebih dari 900 orang penduduk Palestina terluka oleh peluru Israel sejak 14 Juli lalu, yaitu setelah Israel menutup Masjid Al Aqsa selama dua hari dan baru membukanya Minggu (16/7) setelah dipasangi dengan alat pendeteksi logam.

Sejak itu pula gelombang aksi menentang sikap kurang ajar Israel itu meluas. Pasukan Israel menggunakan peluru asli dan peluru karet untuk menghalau massa. Penggunaan peluru itu dikecam oleh berbagai lembaga HAM, tapi Israel bungkam.

Nah, tak ingin melihat sekutu terdekatnya dilanda krisis, Amerika Serikat (AS) turun tangan. Kemarin, mereka mengirimkan ajudan senior Presiden AS Donald Trump, Jason Greenblatt, ke Yerusalem. Greenblatt akan membahas krisis di Masjid Al Aqsa. Di saat yang sama, Dewan Keamanan (DK) PBB juga menggelar rapat tertutup untuk membahas masalah Haram al-Sharif itu. Pertemuan tersebut atas desakan dari Prancis, Mesir dan Swedia.

Pemerintah Palestina tak mau kalah. Mereka menggelar koordinasi dengan Jordania, Arab Saudi, Mesir, Maroko dan negara-negara Islam lainnya untuk menentukan langkah selanjutnya.

Gelombang aksi menentang kebijakan Israel di Haram al-Sharif memang tak bakal mereda dalam waktu dekat. Sebab bagi umat muslim, pengamanan berlebihan itu adalah pelecehan dan usaha untuk mengambil alih Haram al-Sharif. Berdasarkan status quo, kompleks itu adalah milik umat muslim dan dikelola oleh Jordania. Umat Yahudi boleh masuk tapi tak boleh beribadah di dalamnya.

Sementara solidaritas untuk Masjid Al Aqsa datang dari berbagai penjuru. Di Inggris, kelompok aktivis Friends of Al Aqsa kemarin menggelar doa bersama yang digelar di 16 kota, termasuk di antaranya di Bolton, Bradford, Coventry, Edinburgh, Glasgow, Huddersfield, Leicester, Luton, Manchester, Newcastle dan Sheffield. (AFP/Reuters/Hareetz/AlJazeera/MiddleEastMonitor/sha)


Aksi massa diperkirakan bakal meluas di kawasan Masjid Al Aqsa, Yerusalem. Ini menyusul kebijakan Israel yang menambah kamera pengintai supercanggih


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News