Krisis Ukraina: Mengevakuasi WNI dan Menakar Respon Pemerintah Indonesia

"Alasannya setahu saya karena jalur yang tadinya akan kami lalui sudah tidak aman lagi, dan ada jalan dan jembatan yang sudah dibom, jadi kami sudah enggak bisa lewat situ."
Vanda mengaku mengikuti semua arahan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kyiv demi keselamatannya.
"Karena kalau saya mengikuti KBRI, setidaknya sampai perbatasan kan saya ada kekuatan diplomatik dibanding [evakuasi] mandiri ... saya percaya perlindungan yang diberikan KBRI, tapi juga yakin Rusia enggak akan gegabah dan pihak Ukraina juga akan melindungi."
ABC Indonesia sudah berusaha meminta konfirmasi dari KBRI di Kyiv soal rencana evakuasi ini, tapi tidak mendapat jawaban.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan, saat ini masih ada 79 orang di Kyiv.
"Yang sedang diupayakan saat ini adalah memindahkan mereka ke wilayah yang lebih aman," kata Teuku Faizasyah kepada ABC Indonesia melalui pesan singkat.
"Sudah berhasil dipindahkan 25 orang dari Odessa dan 6 WNI dari Lviv," tambahnya tanpa menyebut lebih rinci rencana evakuasi.
Respon Indonesia: hati-hati atau ragu-ragu?
Saat serangan Rusia di Ukraina pertama kali pecah pekan lalu, Presiden Joko Widodo menulis cuitan tentang perang di akun Twitternya tanpa menyebut nama negara atau konteks perang tersebut.
Meski terlihat ragu dan tidak jelas, respon Pemerintah Indonesia terhadap invasi Rusia di Ukraina dinilai bisa membuka pintu dialog
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas