Kritik PLN Soal Tarif Listrik, Nevi DPR: Komunikasi Publik Berantakan

Kritik PLN Soal Tarif Listrik, Nevi DPR: Komunikasi Publik Berantakan
Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PKS Nevi Zuairina. Foto: FPKS DPR

- Pelanggan bisnis dan industri daya 450 VA diskon 100 % selama 6 bulan

“Pelanggan industri dan bisnis besar bisa turun daya sementara",  jelas Nevi.

Nevi memberi masukan setidaknya ada dua persoalan krusial di PLN saat ini. Yang pertama, Kondisi Keuangan PLN yang tidak sehat.

Kedua, kelalaian PLN mengkomunikasikan penghitungan tagihan listrik yang menyebabkan kerugian konsumen akibat melonjaknya tagihan. Akibat wabah Covid-19, PLN mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 38,87 triliun pada kuartal I 2020, berbalik dari laba bersih Rp 4,14 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Ia mengatakan, bila dilihat dari laporan keuangan PLN, memang terlihat baik, karena piutang pemerintah dimasukkan ke pendapatan, jadi untung. Padahal PLN sedang krisis likuiditas.

“Saya meminta kedepannya PLN mesti memperbaiki pola komunikasi publik terkait dengan hal sensitif yang melibatkan seluruh rakyat Indonesia berupa tarif listrik. Dalam Pasal 4 UU Perlindungan Konsumen, menyebutkan hak konsumen atas informasi. Ketika terjadi asimetris informasi antara konsumen dan penyedia jasa, tentu ini jadi tanggung jawab penyedia jasa,” tutup Nevi Zuairina.(ikl/jpnn)

Menurut Nevi Zuiarina DPR RI, ada dua persoalan krusial di PLN saat ini. Salah satunya tentang kondisi keuangan PLN yang tidak sehat.


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News