Kroeng Raba…Dari Sumpah Pemuda hingga Aceh Sumbang Pesawat untuk Indonesia

Kroeng Raba…Dari Sumpah Pemuda hingga Aceh Sumbang Pesawat untuk Indonesia
Presiden Soekarno, Daud Beureuh dan Kroeng Raba (kanan) duduk melingkar semeja dalam sebuah perundingan yang memutuskan rakyat Aceh sumbang pesawat untuk Indonesia. Gambar ini dipajang di Museum Sumpah Pemuda. Foto: Repro Wenri Wanhar/JPNN.com.

jpnn.com - SATU di antara anak muda yang punya peran melahirkan Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928 bernama Kroeng Raba Nasution. 

Kroeng punya arti sungai. Nama ini diberikan padanya karena ia lahir di tepi Kroeng Raba di Lho' Nga, Aceh Besar, pada 22 Februari 1904.

Umurnya 24 tahun ketika memainkan gerakan bawah tanah menggagas persatuan Indonesia; satu tanah air, satu bangsa, satu bahasa…Indonesia. Kakak sulungnya, Amir Nasution juga ikut serta dalam gerakan melahirkan Sumpah Pemuda.

Kroeng Raba pernah aktif di Jong Sumateranen Bond hingga Jong Islamieten Bond, dua dari beberapa organisasi yang menggagas perhelatan Kongres Pemuda II, 27-28 Oktober di Betawi. 

Sejarah mencatat, kongres yang melahirkan Sumpah Pemuda itu digagas oleh PPPI, Jong Java, Jong Sumateranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Batak, Jong Celebes, Jong Ambon, Pemuda Kaum Betawi dan sebagainya. 

Nah, kenapa nama Kroeng Raba tak karib di panggung sejarah nasional Indonesia? 

Rupanya, setelah lulus dari Sekolah Tinggi Ilmu Hukum di Betawi pada 1933, dia mengganti nama jadi S.M. Amin. Nama inilah yang kemudian lumayan sohor. 

S.M. singkatan dari Sutan Muhammad. S.M. Amin pernah menjabat Gubernur Sumatera Utara dan Gubernur Riau pertama. 

SATU di antara anak muda yang punya peran melahirkan Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928 bernama Kroeng Raba Nasution.  Kroeng punya arti sungai.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News