Kubu Pro dan Kontra Tak Puas, Brexit Bikin May Terjepit

Kubu Pro dan Kontra Tak Puas, Brexit Bikin May Terjepit
PM Inggris Theresa May menandatangani surat permohonan Brexit. Foto: AP

Mogg mengkritik kebijakan soal aturan bea cukai. Dalam draf tertulis, sampai 2020, Britania Raya akan tunduk pada aturan bea cukai UE.

Artinya, Inggris dan Irlandia Utara masih akan terikat aturan pasar tunggal. Semua demi menghindari penerapan tarif dagang. Sebab, jika Irlandia Utara lepas dari UE seperti Inggris, UE harus merevisi kesepakatan dagang terkait dengan Laut Irlandia.

Laut Irlandia menjadi jalur dagang penting UE. Di area itulah komoditas UE berseliweran. Karena itu, UE ngotot mempertahankan kesepakatan dagang yang meliputi Laut Irlandia. Maka, UE juga mempertahankan Inggris dalam aturan bea cukainya.

Padahal, kubu Brexit tidak mau itu terjadi. Mereka ingin Inggris benar-benar lepas dari UE. Baik soal aturan dagang maupun bea cukai. "Itu hanya akan mengekang Inggris lebih lama dalam aturan UE," protes Mogg.

Belakangan, desakan dari kubu Brexit agar May benar-benar putus hubungan dengan UE kian tinggi. Karena itu, mereka menyayangkan munculnya klausa bertahan dalam aturan UE sampai 2020. Mereka akan menoleransi May asalkan kesepakatan dagang yang baru lahir pada masa itu. Yakni, sebelum 2020.

Kemarin (14/11) May mengumpulkan semua anggota kabinetnya. Selain meminta dukungan soal draf Brexit, dia ingin membahas wacana Pertemuan Tinggi Uni Eropa pada 25 November. Kemarin menteri-menteri pro-Brexit seperti Liz Truss, Esther McVey, dan Penny Mordaunt memenuhi undangan May.

Jika kabinet mendukung May, dia harus melanjutkan perjuangannya di parlemen. Para pakar memprediksi perempuan 62 tahun itu gagal dalam level itu. Jika itu terjadi, May bisa saja dilengserkan. Selanjutnya, Inggris menghadapi pemilu, pemilihan internal ketua partai, sampai referendum ulang. (bil/c19/hep)


Inggris dan Uni Eropa (UE) akhirnya sepakat soal British Exit alias Brexit. Namun, kini PM Theresa May justru dihadapkan pada tugas yang sangat berat


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News