Kuburan Masal Sepi, Wisatawan Padati Museum

Kuburan Masal Sepi, Wisatawan Padati Museum
Kuburan Masal Sepi, Wisatawan Padati Museum

Menurut Syarifah, Museum Tsunami memang jarang dikunjungi penyintas (survivor). Mereka umumnya masih trauma karena kehilangan anggota keluarganya. Sehingga, mengunjungi segala sesuatu yang berkaitan dengan tsunami akan membangkitkan ingatan menyedihkan.

Salah satu bagian museum yang membuat penyintas enggan masuk museum adalah Lorong Tsunami. Lorong yang sempit, gelap, menurun, dan dipagari tembok setinggi 35 meter.

Lorong yang dipenuhi suara gemericik air itu memang dibuat untuk menggambarkan situasi ketika korban dilamun air bah setinggi pohon kelapa.

Karena mayoritas pengunjung tidak memiliki trauma dengan tsunami, suasana museum jauh dari kesan memilukan. Selain di Cerobong Doa yang diperdengarkan bacaan ayat-ayat suci, suasana museum justru riuh dengan teriakan anak-anak yang berebut memberi makan ikan-ikan koi yang dipelihara di kolam di bawah Jembatan Harapan.

Kolam berair tenang itu menggambarkan mulai pulihnya para penyintas dari trauma psikis berkat dukungan masyarakat internasional. Riuhnya celoteh anak-anak justru menguatkan kesan para penyintas  sudah menatap masa depan.

Selain Museum Tsunami, wisatawan juga memadati Masjid Raya Baiturrahman, sekitar 500 meter dari museum. Petang kemarin, ratusan pengunjung tampak antri untuk berpose di sekitar kolam di depan gerbang lama masjid. Warga lokal Aceh berbaur dengan wisatawan dari Malaysia, Thailand, dan India.

Menurut Adi, warga Banda Aceh, wisatawan dari luar negeri memang cukup ramai sejak dibukanya penerbangan langsung dari Kuala Lumpur setiap hari. "Pedagang di sini sudah biasa dibayar dengan ringgit," katanya.

Selain wisatawan, di dalam masjid puluhan orang berkumpul untuk menyaksikan akad nikah Tengku Mohammad Reza dan Liza. Pernikahan yang digelar dua hari menjelang peringatan tsunami tersebut cukup mengundang perhatian warga.

BANDA ACEH - Dua hari menjelang peringatan 10 tahun tsunami di Aceh, sejumlah tempat wisata yang berkaitan dengan bencana kemanusiaan itu mulai dipadati

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News