Kurangi Emisi Karbon, Negara Berkembang Pertimbangkan Energi Nuklir

Secara tradisional, sumber bahan bakar fosil seperti batu bara, gas, tenaga air dan tenaga nuklir telah dianggap sebagai satu-satunya cara untuk menghasilkan beban listrik dasar dengan harga yang terjangkau.
Beban listrik dasar telah dianggap perlu untuk menyediakan energi, bahkan dalam sistem yang memiliki sumber energi terbarukan, untuk mengatasi beban puncak dan kurangnya sumber angin serta sinar matahari.
Peran Australia dalam masa depan nuklir
Australia memiliki sekitar 40% dari cadangan nuklir dunia -dengan pembatasan di sejumlah negara bagian seperti Queensland baru-baru ini dicabut -dan mungkin akan tumbuh.
Ada tiga tambang uranium yang beroperasi: Ranger di Wilayah Utara Australia, Olympic Dam dan Beverley keduanya di Australia Selatan.
Sepertinya, tambang berikutnya yang akan dikembangkan, jika memang dilakukan, akan berada di Australia Barat.
Profesor Greig mengatakan, para produsen Australia dapat mengambil manfaat dengan pertumbuhan energi nuklir, tetapi dengan semua kondisi yang ada, harganya akan ditentukan oleh pasar.
"Secara potensi, itu bisa meningkat tapi banyak darinya benar-benar tergantung pada penyerapan nuklir di skala global. Dan saya pikir itu tergantung pada bagaimana tantangan mengurangi karbon terpenuhi,” jelasnya.
Menurut direktur Inisiatif Energi di Universitas Queensland, negara-negara berkembang akan melirik energi nuklir untuk menyediakan beban listrik
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan