Kurban

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Kurban
Mal Hewan Kurban H Doni di Depok, Jawa Barat, menjual sapi berbagai ukuran untuk Iduladha. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - Kekerasan dan kekejaman terhadap binatang (animal cruelty, animal abuse) menjadi isu utama yang diperjuangkan oleh para aktivis hak-hak binatang (animal rights) di seluruh dunia, terutama di Eropa dan Amerika Serikat.

Di Prancis, aktris senior Brigitte Bardot menjadi tokoh utama pembela hak-hak binatang yang setiap tahun mengeluarkan kampanye anti-penyembelihan hewan oleh orang-orang Islam dalam Iduladha.

Menurut Bardot penyembelihan hewan-hewan kurban itu bertentangan dengan hak-hak kebinatangan karena metode penyembelihannya masuk dalam kategori animal cruelty, kekejaman terhadap binatang.

Gerakan hak-hak binatang sering disebut sebagai gerakan pembebasan binatang (animal liberation) dan juga disebut sebagai ‘animal personhood‘ karena menyejajarkan binatang (animal) dengan perorangan (person).

Para aktivis berpendapat bahwa sebagaimana manusia, binatang juga bisa merasakan rasa senang bahagia, sedih, dan kesakitan.

Di Australia gerakan hak binatang sudah muncul dan populer pada 1970 dengan munculnya filsuf Peter Singer yang secara khusus menekuni studi mengenai organisme binatang.

Menurut Singer, binatang bisa merasakan kesedihan ketika dipisahkan dari orang tua, kerabat, dan lingkungannya. Kalau manusia tidak bisa membahagiakan binatang, maka jangan membuatnya menderita. Begitu inti filosofi Singer yang kemudian mendapat banyak pengikut di Eropa dan Amerika.

Kekerasan dan kekejaman terhadap hewan tidak hanya terjadi di peternakan dan penjagalan, tetapi juga di perumahan, kelompok sirkus, dan juga jutaan hewan yang menjadi subjek penelitian ilmiah seperti tikus, anjing, kucing dan lain-lainnya.

Penyembelihan hewan kurban dalam Iduladha beberapa tahun terakhir juga menjadi sasaran kritik dan kontroversi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News