Kurikulum Vokasi Harus Fokus pada Kemampuan Soft Skill

Kurikulum Vokasi Harus Fokus pada Kemampuan Soft Skill
Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto saat diskusi daring. Foto tangkapan layar/mesya

jpnn.com, JAKARTA - Dirjen Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Wikan Sakarinto menilai, masih adanya lulusan vokasi yang menganggur karena kemampuannya didominasi hard skill.

Sementara yang dibutuhkan industri adalah soft skill, seperti kemampuan berkomunikasi yang baik, team work, punya integritas, jujur, dan lainnya.

"Saya melihat salah satu penyebab sebagian lulusan vokasi sulit diterima industri, karena yang dicari itu yang punya kemampuan soft skill. Hard skill itu penting, tetapi soft skill paling utama," kata Wikan dalam diskusi daring tentang program unggulan Direktorat Mitras DUDI Kemendikbud, Jumat (10/7).

Atas dasar itulah menurut Wikan, perlu dibuat kurikulum yang salah satu fokusnya pada kemampuan soft skill. Kurikulum ini harus dibuat industri dan satuan pendidikan vokasi.

"Kurikulumnya dibuat bersama, disetujui bersama. Industri harus mau memberikan surat pernyataan kalau kurikulum itu sudah sesuai dengan kebutuhannya. Ini tujuannya apa, agar lulusan vokasi yang dihasilkan kompeten dan sesuai kebutuhan industri," terangnya.

Dia mengungkapkan, dari ribuan satuan pendidikan vokasi, sepuluh sampai 30 persen sudah menikah dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).

Namun, pemerintah menginginkan lebih dari 30 persen kampus atau SMK yang menikah.

Itu sebabnya, pernikahan ini harus dikuatkan salah satunya dalam penyusunan kurikulum.

Salah satu penyebab sebagian lulusan vokasi sulit diterima industri karena yang dicari itu yang punya kemampuan soft skill.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News